search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
13 Ribu Pecalang Bali Deklarasi Tolak Preman Berkedok Ormas
Sabtu, 17 Mei 2025, 15:42 WITA Follow
image

beritabali/ist/13 Ribu Pecalang Bali Deklarasi Tolak Preman Berkedok Ormas.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Sebanyak 13 ribu pecalang dari 1.500 Desa Adat se-Bali, sepakat dan mendeklarasikan penolakan terhadap hadirnya preman yang berkedok ormas.

Deklarasi tersebut disampaikan dalam acara Gelar Agung Pecalang, di Lapangan Puputan Margarana, Niti Mandala Denpasar, Sabtu (17/5).

Ketua MDA atau Bendesa Agung Provinsi Bali, Ida Penglingsir Agung Putra Sukahet menegaskan pecalang Bali menjadi garda terdepan menjaga adat, budaya, tradisi, dan kearifan lokal Bali.

"Pecalang Bali sejak leluhur sudah menjaga Bali, nindihin gumi Bali. Pecalang Bali menolak kriminalisme, premanisme dan sikap anarkis yang dilakukan preman berbaju ormas dan berkedok ormas," kata Ida Penglingsir Agung Putra Sukahet.

Dalam deklarasi tersebut terdapat tiga poin penting yang disampaikan, yaitu, pertama, menolak kehadiran ormas yang berkedok menjaga keamanan, ketertiban, dan sosial, dengan tindakan premanisme, kekerasan, serta intimidasi masyarakat.

Kedua, mendukung TNI/POLRI dalam penyelenggaraan keamanan dan ketertiban di Bali, serta menindak tegas ormas yang melakukan tindakan kriminalisme dan premanisme.

Ketiga, mendukung sistem keamanan terpadu berbasis desa adat (Sipandu Beradat) dan Bantuan Keamanan Desa Adat (Bankamda) dalam menjaga wewidangan desa adat dan nindihin gumi Bali.

Ida Penglingsir Agung Putra Sukahet dalam sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan ini bertujuan menyamakan persepsi terkait isu ormas yang kian berkembang di Bali.

Deklarasi ini merupakan respons atas fenomena premanisme berkedok ormas yang mulai marak. Ia juga menegaskan, sejak dahulu desa adat di Bali telah memiliki pecalang sebagai sistem keamanan tradisional, yang berkolaborasi dengan TNI dan Polri dalam menjaga keamanan setiap kegiatan adat maupun sosial.

Ia menambahkan bahwa pihaknya telah berupaya berkoordinasi dengan pemerintah provinsi terkait kesejahteraan pecalang, termasuk soal insentif. Harapannya, pemerintah daerah saat ini dapat memberi perhatian lebih terhadap eksistensi pecalang sebagai benteng adat dan budaya Bali.

Editor: Redaksi

Reporter: Humas Bali



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami