search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Duta Badung Tampil Memukau di Lomba Gender Wayang Anak PKB ke-47

Senin, 30 Juni 2025, 00:49 WITA Follow
image

beritabali/ist/Duta Badung Tampil Memukau di Lomba Gender Wayang Anak PKB ke-47.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, BADUNG.

Seniman muda dari Sanggar Seni Selendro Agung, Banjar Saren, Desa Sibangkaja, Kecamatan Abiansemal, Badung tampil memukau dalam ajang Wimbakara (Lomba) Gender Wayang Anak-Anak Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-47 tahun 2025 yang digelar di Kalangan Angsoka, Minggu 29 Juni 2025.

Duta Kabupaten Badung ini diwakili oleh empat orang, yakni I Putu Raditya Sedana, I Putu Marbin Andrika Putra Pratama, Si Ngurah Arya Widana, dan Ida Ayu Putu Aishwarya Ganiswari. Mereka membawakan tiga gending, masing-masing Gending Cangak Merengang, Gending Pamungkah, serta Gending Rebong dan Angkat Angkatan, beradu keahlian dengan duta dari Kabupaten Tabanan dan Kota Denpasar.

Koordinator Gender Wayang Dinas Kebudayaan Badung, I Wayan Muliadi, mengatakan lomba ini menjadi ajang masing-masing kabupaten/kota untuk menampilkan kekhasan daerahnya.

"Ini merupakan acuan dari provinsi, kita di masing-masing kabupaten/kota menunjukan ciri khas masing-masing. Karena karakteristik pasti berbeda, jangan antara kabupaten, antara desa pun akan memiliki perbedaan," jelasnya.

Ia menyebut proses pemilihan duta Gender Wayang telah dilakukan selama setahun sebelum PKB ke-47 dimulai, dan para seniman mulai intens berlatih sejak Desember 2024. Menurutnya, regenerasi seniman gender wayang di Badung berjalan baik.

"Sanggar yang fokus ke gender wayang itu sudah sayang jadi kita tinggal memilih saja," terangnya.

Usai tampil, Ida Ayu Ganiswari dan rekan-rekannya mengaku lega. "Awal-awal agak grogi, tapi saat tampil jadi menikmati, sekarang sudah plong aja," kata Dayu.

Putu Raditya pun berbagi perasaan yang sama. "Saat dimulai jadi menikmati dan sangat senang sudah bisa tampil," katanya.

Untuk hasil lomba, Raditya tidak menargetkan juara, namun yang terpenting baginya adalah memberikan penampilan terbaik. "Semoga bisa jadi yang terbaik aja," imbuhnya.

Adapun tiga gending yang dibawakan oleh Sanggar Seni Selendro Agung dibina oleh I Made Adi Suyoga Adnyana dan I Kadek Andika Cahya Putra. Masing-masing memiliki makna mendalam:

Tabuh Cangak Merengang menggambarkan burung berkaki panjang yang selalu waspada, menjadi simbol kepekaan, keseimbangan, dan keharmonisan manusia dengan alam.

Pamungkah merupakan tabuh pembuka dalam pertunjukan wayang kulit Bali, mengedepankan teknik musikal gender wayang yang rumit.

Gending Rebong dan Angkat Angkatan menyiratkan getaran asmara yang halus, simbol pertemuan dua rasa yang saling bersahutan dalam ruang batin.

Penampilan apik ini menjadi bukti bahwa regenerasi seni tradisi di Badung terus berjalan, sejalan dengan misi pelestarian seni budaya Bali di ajang PKB.

Editor: Redaksi

Reporter: Diskominfo Badung



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami