search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Gamelan Tua Sanggar Laras Manis Badung Hidupkan Suasana PKB

Selasa, 8 Juli 2025, 14:20 WITA Follow
image

beritabali/ist/Gamelan Tua Sanggar Laras Manis Badung Hidupkan Suasana PKB.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Meskipun diguyur hujan deras, semangat berkesenian Sanggar Laras Manis dari Banjar Umahanyar, Desa Darmasaba, Kecamatan Abiansemal tetap menyala di atas panggung Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-47. 

Sanggar ini mewakili Kabupaten Badung dalam ajang Rekasadana Rekonstruksi Gamelan Tua yang berlangsung di Kalangan Ayodya, Taman Budaya Art Center Denpasar, Minggu (6/7).

Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Badung, I Gde Eka Sudarwitha turut hadir menyaksikan penampilan bersama koordinator sanggar dan pembina tabuh. Walau area penonton tidak sepenuhnya terisi karena cuaca, antusiasme masyarakat tetap terasa lewat tepuk tangan dan sorak sepanjang pertunjukan Sanggar Laras Manis.

Sanggar ini membawakan dua komposisi utama, yakni Tabuh Petegak Wayang dan Tabuh Pamungkah Wayang. Kedua karya klasik ini menjadi bagian penting dalam seni pertunjukan wayang kulit Bali.

Koordinator Sanggar, I Made Gatra Astawa, didampingi Pembina Tabuh, I Made Martha, menjelaskan bahwa Tabuh Petegak berfungsi sebagai tabuhan pembuka untuk menghadirkan suasana musikal di awal pentas.

“Biasanya gending ini untuk merangsang atau mengundang penonton untuk menyaksikan pertunjukan yang akan dimulai kemudian dilanjutkan dengan tabuh telu. Tabuh ini berfungsi pada saat dalang menghaturkan sarana prasarana bahwa akan memulai membuka gedog,” jelasnya.

Selanjutnya, Tabuh Pamungkah Wayang dimainkan saat dalang membuka keropak atau gedog sebelum pertunjukan dimulai.

“Gending ini biasanya dimainkan saat dalang membuka keropak atau gedog yang ditandai dengan memukul tutup tempat wayang atau nebah kropak,” ujar Made Martha.

Pamungkah terdiri dari beberapa bagian penting, di antaranya Bapang Jojor untuk igel kayonan, Tulang Lindung untuk nyejer wayang, Pekaad untuk mencabut kayonan, dan Alas Harum (Candi Rebah) yang menandakan kemunculan tokoh utama dalam cerita.

“Sebagai penutup, disajikan tabuh gilak yang bernama Gilak Bugari yang menandakan pertunjukan wayang telah berakhir,” tambahnya.

Penampilan Sanggar Laras Manis ini tak hanya menjadi media pelestarian seni klasik Bali, tapi juga menunjukkan bahwa generasi muda Badung masih berkomitmen menjaga warisan budaya leluhur di tengah tantangan zaman.

Editor: Redaksi

Reporter: Diskominfo Badung



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami