Industri Kayu RI Terancam, ISWA Desak Revolusi Teknologi
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DENPASAR.
Industri pengolahan kayu Indonesia diambang titik balik. Ketua Umum Indonesian Sawmill and Woodworking Association (ISWA), Ir. H.M. Wiradadi Soeprayogo, menegaskan pentingnya revolusi teknologi demi menekan limbah, meningkatkan efisiensi, dan menjaga daya saing pasar global.
“Kalau tidak segera beralih ke mesin berteknologi tinggi, kita akan kalah bersaing. Rendemen kita bisa turun dari 80 persen jadi hanya 50 persen karena mesin lama yang tidak presisi,” ujarnya dalam pertemuan asosiasi di Badung, Jumat (1/8/2025).
Baca juga:
Kayu Ratusan Tahun Membelah Sungai Perbatasan Karangasem-Bangli, Dipercaya Taru Pancer Jagat
Menurutnya, dengan teknologi modern, pengolahan kayu bisa dilakukan nyaris tanpa limbah atau zero waste. Sisa potongan kayu bisa ditekan hingga hanya 1 milimeter, jauh lebih efisien dibanding 3 milimeter pada sistem tradisional.
Efisiensi ini, kata dia, bisa menghemat hingga 20 persen bahan baku. Wiradadi juga menyoroti pentingnya regenerasi industri dan teknologi preservasi kayu.
“Kalau kita masih pakai teknologi purbakala, bagaimana bisa bersaing? Sekarang ini saatnya kita bertransformasi, atau kita akan ditinggal,” tegasnya.
Tak hanya soal efisiensi produksi, langkah ini dinilai penting untuk melindungi pasar domestik dari ancaman investasi asing yang bisa merebut pangsa pasar lokal.
“Kita senang anggota ISWA mulai sadar. Ini bukan soal pilihan, tapi soal bertahan atau mati di industri,” tutupnya.
Editor: Redaksi
Reporter: bbn/aga