Bali Tuan Rumah IPEF 2023 Putaran Kedua
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DUNIA.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko) Airlangga Hartarto mewakili Indonesia, menyampaikan kesediaan Indonesia untuk memfasilitasi proses negosiasi putaran kedua Kerangka Ekonomi Indo Pasifik (Indo Pacific-Economic Framework atau IPEF) pada akhir tahun 2022 lalu.
"Pemerintah Indonesia menawarkan diri menjadi tuan rumah dalam perundingan putaran kedua IPEF tingkat Senior Official di Bali pada Maret 2023,” tutur Menko Airlangga.
Pada tanggal 13-19 Maret 2023, IPEF putaran kedua dilaksanakan di Bali dan dihadiri oleh juru runding dari 14 negara.
Baca juga:
Bali Tuan Rumah Women Endurance Extra 2022
IPEF mewakili visi afirmatif kerja sama ekonomi di antara para sekutu dan mitra yang memiliki visi yang sama di kawasan Indo-Pasifik. Terutama untuk mencapai tujuan bersama dalam mengatasi tantangan abad ke-21 yang melampaui bidang perdagangan dan investasi.
Sejak peluncurannya, mitra IPEF telah terlibat dalam diskusi intensif untuk menjabarkan masing-masing dari empat pilar kerangka yang meliputi Perdagangan(Pilar I:Trade); Rantai Pasokan(Pilar II:Supply Chains); Ekonomi Bersih (Pilar III:Clean Economy); dan Ekonomi Adil masing-masing (Pilar IV:Fair Economy).
Kini, Delegasi antarlembaga Amerika Serikat sudah berada di Bali. Antaranya Kepala Negosiator Pilar I IPEF yang juga Pelaksana Tugas (Plt) Asisten Perwakilan Dagang Amerika Serikat (USTR) untuk Asia Tenggara dan Pasifik, Sarah Ellerman, dan Konselor Departemen Perdagangan yang juga Kepala Negosiator untuk Pilar II-IV, Sharon H. Yuan.
"Kerangka Ekonomi Indo-Pasifik akan membantu kita mengembangkan ekonomi secara berkelanjutan dan inklusif,” ujar Duta Besar AS untuk Indonesia Sung Y. Kim dalam pesan tertulisnya yang disampaikan Kedutaan Besar AS di Jakarta, Selasa (14/3/2023).
Sebelumnya, negosiasi pertama IPEF dilaksanakan bulan Desember tahun 2022 lalu di Brisbane, Australia. Sekitar 450 delegasi dari Indonesia, Amerika Serikat, Australia, Brunei, Fiji, India, Jepang, Republik Korea, Malaysia, Selandia Baru, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam menghadiri putaran perundingan tersebut.
Kemudian, negosiasi khusus terkait pilar II-IV diadakan pada tanggal 8-11 Februari 2023 di New Delhi, India. Saat ini diharapkan proses negosiasi putaran kedua IPEF dapat berjalan dengan lancar di Bali.
Amerika Serikat meluncurkan Indo-Pacific Economic Framework for Prosperity (IPEF) pada Mei 2022, bersama dengan Australia, Brunei Darussalam, Fiji, India, Indonesia, Jepang, Republik Korea, Malaysia, Selandia Baru, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam.
Kerangka kerja ini akan memajukan ketahanan, keberlanjutan, inklusivitas, pertumbuhan ekonomi, keadilan, dan daya saing ekonomi para negara mitra.
Pada tanggal 8 dan 9 September 2022, Amerika Serikat menjadi tuan rumah pertemuan tatap muka pertama para menteri IPEF di Los Angeles, yang dipimpin oleh Sekretaris Perdagangan Gina Raimondo dan Perwakilan Dagang Amerika Serikat Katherine Tai.
Pertemuan tersebut berhasil menghasilkan serangkaian pernyataan menteri yang menguraikan tujuan negosiasi untuk penetapan empat pilar yang akan dibahas lebih lanjut dalam proses negosiasi berikutnya. Untuk membaca lebih rinci mengenai empat pilar tersebut, baca di sini.
Saat ini mereka sudah berada dalam proses negosiasi putaran kedua.
Pertemuan pertama antara 14 negara mitra yang tergabung dalam Indo-Pacific Economic Framework for Prosperity (IPEF) ini mewakili lebih dari 40 persen ekonomi dunia dan 28 persen perdagangan barang dan jasa secara global.
“Setelah beberapa hari diskusi intensif, kami telah membuat kemajuan nyata untuk terus mengembangkan kerangka ini, yang akan membuka nilai ekonomi yang sangat besar bagi kawasan dan sebagai model untuk diikuti seluruh dunia,” tambah Katherine Tai.
Sementara itu Gina Raimondo menjelaskan, pertemuan langsung pertama ini merupakan kesuksesan yang tak terbantahkan.
Pada dua pertemuan bilateral dengan Indonesia, kedua Katherine dan Gina secara khusus mengapresiasi partisipasi Indonesia, yang mendorong dan memberi semangat beberapa negara ASEAN lainnya untuk berpartisipasi di IPEF, dan bahkan sepakat untuk berpartisipasi di keempat pilar.
Gina Raimondo mengatakan, "Pertemuan lanjutan akan segera dilakukan untuk membuat hasil yang konkret dan memberikan manfaat nyata, tidak hanya untuk Amerika Serikat tapi juga untuk 13 negara lain yang menjadi partisipan dalam IPEF."
Menko Airlangga juga menyampaikan komitmen Indonesia untuk aktif dalam keempat pilar IPEF, terutama di pilar kedua terkait dengan supply chain (rantai pasok), berharap akan mendapat dukungan dalam pengembangan dua komoditas strategis, yaitu semi conductor dan EV (Electronic Vehicle) battery.
Dia menyampaikan bahwa pandemi Covid-19 telah menimbulkan terjadinya disrupsi pada rantai pasok (supply chain disruption), yang menjadi tantangan terbesar bagi sejumlah negara.
”Disrupsi karena Covid-19 pada rantai pasok, kita manfaatkan menjadi sebuah kesempatan (opportunity) untuk memperbaiki mekanisme menjadi lebih transparan, dengan pemetaaan masalah yang lebih baik untuk menghasilkan solusi yang lebih konkret.” kata dia.
Ditambahkan juga bahwa muara dari seluruh fokus dalam pembahasan, pada akhirnya terkait dengan manusia atau pekerja, sementara itu perdagangan akan menjadi platform yang memberikan kesempatan konkret agar dapat memberikan solusi nyata bagi pekerja.
IPEF dapat menjadi forum yang menyamakan level ‘playing field’ bagi perusahaan (sektor privat) di negara partisipan IPEF, baik perusahaan kecil maupun perusahaan besar. (sumber: liputan6.com)
Editor: Robby
Reporter: bbn/net