Almarhum Dikenal Sebagai Pendiri Pura Lumajang
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, GIANYAR.
Penglingsir Puri Ubud, Cokorda Agung Suyasa berpulang. Selain menjadi sosok ayah yang disegani putra-putrinya, almarhum juga dikenal sebagai tokoh pendiri pura di Lumajang dan Kutai. Penglingsir Puri Agung Ubud, Cokorda Agung Suyasa menghembuskan nafasnya yang terakhir sekitar pukul 10.00 Wita, Kamis malam kemarin. Putra bungsu almarhum, Cokorda Ngurah Suyadnya alias Cok Wah, mengatakan beberapa bulan ini almarhum mengidap penyakit sesak nafas.
"Kami belum mengetahui pasti kapan upacara Pelebon ayahanda bakal dilaksanakan, kami mencari dewasa ayu (hari baik, red) dulu," ungkapnya ketika ditemui Jumat (28/3). Almarhum sendiri meninggalkan enam anak diantaranya Cok Bagus Santika, Cok Istri Nilawati, Cok Istri Nitiasa, Cok Gede Indrayana, Cok Istri Niti Yadnya dan Cok Ngurah Suyadnya alias Cok Wah. Selain itu, pria yang juga Ketua Umum KDS (Keturunan Dalem Sukawati) Bali ini meninggalkan dua istri diantaranya Cok Istri Putri sebagai istri pertama, dan A.A A rimas sebagai istri kedua.
Selama hidupnya, pria kelahiran 14 Juli 1941 ini sangat dekat dengan masyarakat Gianyar khususnya, dan Bali pada umumnya. Dedikasi beliau sebagai orang Hindu tak diragukan lagi oleh kalangan tokoh umat Hindu di Indonesia. Almarhum dikenal sebagai pendiri pura di Lumajang dan Kutai, serta pura lainnya di Bali dan Jawa. Perjuangan beliau untuk mengembangkan Hindu tanpa mengabaikan konsep Tri Hita Karana tak pernah pupus.
Dari pantauan Beritabali.com, nampak suasana Puri Agung Ubud masih diliputi kesedihan. Beberapa sanak keluarga mulai berdatangan untuk melayat atau sekedar menengok mayat almarhum. Hadir juga sejumlah tokoh Puri Ubud, diantaranya Bupati Cok Ace, Cokorda Budi Suryawan, Wakil Ketua DPRD Cokorda Kertiyasa, Tjokorda Gde Sukawati, Tjokorda Putra Sukawati dan kerabat dekat Puri Ubud lainnya.
Reporter: bbn/ctg