search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Punya Anak 21, Halimah Masih Ogah Pasang KB
Senin, 7 April 2008, 14:18 WITA Follow
image

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Masih ingat Halimah, ibu rumah tangga yang punya anak hingga 20 orang? Kini anaknya sudah 21, setelah anak terkecilnya lahir di rumah sakit Sanglah Denpasar, tanggal 5 April kemarin. Anak ke-21 Halimah (44) dan suaminya Mas’ud (55), lahir di RSUP Sanglah Denpasar pada tanggal 5 April kemarin. Anak berkelamin perempuan yang diberi nama Maimunah ini lahir secara normal dengan berat 2,15 kilogram dan panjang badan 45 centimeter. Suami Halimah, Mas’ud (55) mengaku sangat terharu dan bahagia dengan kelahiran anaknya yang ke-21 ini.

Demikian juga Halimah yang mengaku senang bisa mendapatkan anak lagi dengan cara normal tanpa operasi cesar. Setelah melahirkan anak yang ke-21, Halimah menyatakan masih enggan untuk memakai alat kontrasepsi KB. Demikian juga suaminya Mas’ud yang menolak untuk disteril. “Saya nanti coba pakai sarung (kondom) aja. Itu juga kalau saya tidak lupa. Kalau disteril saya tidak mau, takut nanti tidak bisa berhubungan lagi,” kata Mas’ud. Setelah memiliki anak yang ke-21 ini, pasangan Halimah dan Mas’ud yang menikah tahun 1979 mengaku siap jike diberi anak yang ke-22 dan seterusnya. “Jika diberi kita terima saja. Itu kan kehendak yang Kuasa, jadi mengapa harus kita tolak. Saya juga nggak mau aborsi. Akibatnya nanti jauh lebih berat,” kata Halimah.

Halimah dan keluarganya tinggal di sebuah gubuk sederhana, di jalan Karangsari, Padangsambian, Denpasar. Setelah pulang dari rumah sakit, mereka hanya tinggal bersama 5 orang anaknya yang masih kecil, termasuk si kecil Maimunah yang baru lahir. Sementara 16 orang anak lainnya tinggal di kampung mereka di Desa Jenggot, Pekalongan Jawa Tengah. Untuk mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari, Mas’ud bekerja sebagai tukang pewarna (celup) kain pada sebuah perusahaan garmen. Uang yang didapat dari pekerjaan ini, hanya cukup untuk hidup sehari-hari. 

Reporter: bbn/ctg



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami