search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Anggota DPRD Bali Komplain
Minggu, 13 April 2008, 18:32 WITA Follow
image

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Anggota DPRD Bali Agus Suratyana, menduga, sepupunya Nyoman Widiada (60), tewas dibunuh, dan bukan tewas dalam kasus tabrakan di Jalan By Pass Ida Bagus Mantra Gianyar. Dia menyesali tindakan pihak RS Dharma Yadnya yang mengatakan sepupunya adalah mayat tak dikenal alias Mr. X.

Ungkapan kekecewaan disampaikan Agus Suratyana kepada wartawan kemarin. Melalui via telpon, Agus Suratyana mengatakan, sepupunya Nyoman Widiada tinggal di Jalan Pulau Moyo Gang I/22 Pemongan hilang sejak 3 April lalu. “3 April lalu, keluarga kehilangan kontak dengan sepupu saya. Masalah ini sudah dilaporkan ke Polsek Densel,” awal ceritanya. Meski sudah dilaporkan ke polisi, keluarga tidak pantang menyerah mencari.

Tanggal 6 April lalu, keluarga menanyakan ke seorang paranormal Gianyar dan dijawab bahwa korban berada di Pura Dalem dekat lokasi kejadian. Kemarin pagi, dari hasil penyelidikan keluarga, korban ditemukan. Tapi sudah dalam wujud mayat dan berada di kamar jenazah RS Sanglah. Informasi dari petugas medis RS Sanglah, jasad Nyoman Widiada merupakan rujukan dari RS Dharma Yadnya di Jalan Tohpati, Kesiman, Denpasar.

“Tanggal 3 April lalu, ternyata sepupu saya masuk RS Dharma Yadnya dihantar oleh 2 orang dengan mobil box. Sehari kemudian tewas dan di rujuk ke RS Sanglah,”beber anggota DPRD Bali Fraksi PDI-P ini. Agus Suratyana menduga, ada yang tidak beres dari kematian sepupunya. Pasalnya, dompet korban masih lengkap (identitas) berikut uangnya. Akan tetapi, sepeda motor Shogun DK 2072 US berwarna biru strip hitam, raib.

Yang lebih fatal, pihak RS Dharma Yadnya mengklaim bahwa Nyoman Widiada tewas karena kecelakaan lalulintas di Jalan By Pass Ida Bagus Mantra. Bagi Agus Suratyana, itu tidak benar. Yang benar katanya sepupunya mati tidak wajar. “Saya menduga sepupu saya tewas dibunuh. Lukanya hanya benjol di kepala dan tidak ada lecet seperti kecelakaan,” sergahnya.

Dia menyesali tindakan medis pihak rumah sakit Dharma Yadnya. Yang mana, saat kecelakaan terjadi, pihak rumah sakit tidak memberi kabar kepada pihak keluarga korban. Padahal sudah jelas, alamat tertera di dompet. “Di Kamar jenasah RS Sanglah, namanya tidak ada. Saya kecewa,” bebernya. Guna membuktikan apakah benar sepupu Agus Suratyana mati tidak wajar, rencananya keluarga akan segera meminta pihak medis melakukan otopsi terhadap Nyoman Widiada. 

Reporter: bbn/sin



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami