search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Berumur 2000 Tahun, untuk Jaga Keselamatan Arwah
Senin, 17 Mei 2010, 17:24 WITA Follow
image

Beritabali.com

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, GIANYAR.

Penemuan peti kubur kedok muka manusia mirip wajah naga di subak Bitera, Buruan, Blahbatuh, Gianyar merupakan penemuan ke 70 kalinya di kawasan aliran Tukad Pakerisan yang terlentang dari Pejeng Tampaksiring hingga Keramas, Blahbatuh. Apa makna yang terkandung di penemuan anyar benda bersejarah ini? 

Kendati panas menyengat, tak menyurutkan langkah para pengabdi benda bersejarah turun ke lapangan, untuk mengecek keberaadaan penemuan benda bersejarah peti kubur kedok manusia mirip naga di Subak Bitera, Jalan Raya Dharma Giri, Buruan, Blahbatuh ini.

Tim purbakal yang terdiri dari Badan Aerkologi Denpasar dan Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Gianyar melakukan pengecekan sekaligus penelitian terhadap benda bersejarah yang amat penting tersebut, Senin (17/5).

Dari hasil penelitian tim purbakala itu, terungkap kalau ukuran sarkofagus kedok muka manusia mirip naga itu telah berumur 2000 tahun yang lalu, dan dari hasil pengukuran lebar peti kubur tersebut memiliki ketebalan 12 Cm dan lebar 1 Meter, sedangkan tingginya belum bisa diukur lantaran Sarkofagus tersebut masih berada didalam tanah.

Khusus untuk tonjolan muka sendiri memiliki ukuran tinggi 31 Cm dengan lebar 18 cm. Seperti yang disampaikan oleh Peneliti Balai Arkeologi Denpasar, Bali, Dra Ayu Kusumawati ketika dimintai keterangannya usai mengecek keberadaan sarkofagus tersebut mengatakan syukur kalau sarkofagus atau peti batu kubur tersebut masih asli, kendatipun tutupnya sudah dirusak.

“ Didalam peti isinya cuman rangka manusia, “ jelasnya.
Umur sarkofagus ini sendiri seperti diungkapkan oleh Kusumawati sudah ada sejak 2000 tahun yang lalu atau jaman prasejarah, dimana kala itu manusia telah mengenal masa perundagian serta alat logam, hal ini dibuktikan dengan salah satu karyanya membuat tonjolan muka di peti kubur.

Bukan itu saja, pada jaman ini sudah dikenal dengan istilah gotong –royong dan rasa persatuan dan kesatuan. “ Tujuan dibuatkan kedok muka ini tak terlepaskan untuk menyelamatkan arwah menuju arwah dunia lain, “ katanya.

Biasanya, sambung Kusumawati, sarkofagus ini diperuntukkan kepada orang yang berpengaruh pada jaman itu. “ Hanya kaum bangsawan dan orang yang berpengaruh menggunakan peti kubur semacam ini, “ ungkapnya. 

Reporter: bbn/sas



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami