Tahun 2013 Pembangkit Listrik Bali Gunakan Gas
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DENPASAR.
Beritabali.com, Denpasar, Pembangkit listrik di Bali saat ini masih menggunakan bahan bakar minyak jenis solar. Tahun 2013, seluruh pembangkit listrik di Bali ditargetkan sudah memakai bahan bakar gas yang lebih ramah lingkungan.
Hal ini disampaikan Presiden Direktur PT Bali Global Energi, I Ketut Susanta, di Denpasar (22/7) dalam sosialisasi 'Bali Interim Gas Distribution' atau program mengganti bahan bakar pembangkit (power plant) yang ada di Bali dari solar dengan gas (LNG).
"Mengapa musti gas, karena gas menghasilkan emisi CO2 yang paling rendah dibandingkan solar dan batubara. Ini merupakan usaha penyediaan energi listrik di Bali yang lebih ramah lingkungan," jelas Susanta.
Bahan bakar gas untuk mensuplai kelistrikan Bali ini nantinya akan didatangkan dari Sumur Gas Tangguh Papua yang dikelola oleh BP Berau.
Untuk mewujudkan pembangkit listrik berbahan bakar gas ini, PT Bali Global Energi akan bekerjasama dengan PT Indonesia Power, yakni anak perusahaan PLN yang menjadi pengelola pembangkit listrik yang ada di Bali.
PT Bali Global Energi juga telah bekerjasama dengan berbagai pihak untuk pelaksanaan pembangunan infrastruktur khususnya pembangunan LNG Receiving Terminal atau terminal penerima di daerah Pemaron Buleleng.
Selain itu juga akan dibangun pipa gas yang mengalirkan LNG (gas) dari terminal penerima ke pembangkit listrik yang ada di Bali secara bertahap.
"Terminal penerima yang akan dibangun di Pemaron berfungsi sebagai 'storage' sekaligus regasifikasi yang merupakan satu-satunya yang ada di Indonesia dan nomor lima di Asia,"ujarnya.
"Program mengganti bahan bakar pembangkit dari solar ke gas ini merupakan bagian dari program Bali mandiri dalam hal listrik. Sebagai daerah tujuan wisata dan barometer Indonesia di mata dunia, sudah seharusnya Bali mandiri dalam kelistrikan. Program ini diharapkan akan dapat memberi solusi terhadap masalah kelistrikan yang ada di Bali," imbuhnya.
Proyek 'Bali Interim Gas Distribution' ini diperkirakan akan memakan biaya investasi sebesar Rp 3,5 trilyun, dimana dananya bersumber dari investor asal Thailand. Program yang akan memasok listrik ke Bali hingga 1200 MW ini ditargetkan sudah mulai beroperasi tahun 2013. Peletakan batu pertama proyek ini di Pemaron Buleleng, akan dilangsungkan pada September atau Oktober mendatang.
Reporter: bbn/net