Lebih Suka Bangun Taman dan Kawasan
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DENPASAR.
Sosok pengusaha Bali Frans Bambang Siswanto belakangan sering disebut-sebut dalam rencana pembangunan proyek Bali International Park (BIP) di kawasan Jimbaran, Badung, Bali. Terkait rencana ini, Frans menyatakan selama ini ia memang lebih sering membangun sebuah taman atau sebuah kawasan. Ia mengaku tidak suka membangun hotel.
"Saya pertama kali datang ke Bali tahun 1967. Waktu itu kuliah di Tehnik Sipil Unud (Universitas Udayana). Saat itu hidup saya melarat, makan hanya satu kali sehari," ujar Frans, saat ditemui di salah satu properti miliknya, Taman Bhagawan, Tanjung Benoa, Kabupaten Badung, belum lama ini.
Menurut Frans, apa yang dicapainya saat ini, dengan puluhan anak perusahaan miliknya, tidak dicapai begitu saja. Perlu waktu dan perjuangan selama puluhan tahun untuk bisa mencapai sukses seperti saat ini.
"Waktu jaman saya kuliah dulu, saya aktivis di kampus. Sering dikejar-kejar tentara. Waktu itu saya sudah berani menyuarakan penolakan terhadap nilai-nilai yang saya anggap tidak benar. Waktu itu saya biasa lari dan sembunyi di rumah teman dari kejaran aparat," kenang Frans.
Seiring perjalanan waktu, suami dari Guru Besar Fakultas Teknik Jurusan Arsitektur Unud, Prof. Dr. Sulistyawati, M.S ini berhasil menjadi seorang pengusaha sukses dengan jumlah puluhan perusahaan yang bergerak di berbagai bidang. Meski sudah menjadi pengusaha sukses, namun Frans mengaku tidak memiliki hotel dan juga tidak suka membangun hotel.
"Saya tidak suka bikin hotel, saya lebih suka membangun taman, membangun sebuah kawasan, hingga membangun training centre untuk melatih anak putus sekolah seperti yang saya bangun di daerah Tabanan," jelasnya.
Terkait rencana pembangunan Bali International Park (BIP) atau Taman Internasional Bali, kata Frans, juga tak lepas dari 'hobinya' yang lebih suka membangun taman atau membangun sebuah kawasan.
Proyek taman seluas 250 hektar ini disiapkan sebagai tempat pertemuan kerjasama ekonomi negara-negara Asia-Pasifik (APEC) 2013 mendatang.
Taman yang juga akan dilengkapi dengan monumen perdamaian ini, nantinya akan memiliki fasilitas ruang pertemuan dengan daya tampung 10.000 peserta, pasar seni, ruang pameran hingga kompleks kediaman kepala Negara dari 21 negara.
Menurut Frans Bambang Siswanto, pembangunan taman ini diperkirakan menghabiskan dana mencapai Rp. 2,7 Triliyun. Taman yang ditargetkan menjadi kawasan pariwisata terpadu ini diharapkan sudah dapat dipergunakan mulai Agustus 2013, walaupun proses pembangunan secara keseluruhan memerlukan waktu 20 tahun. Pembangunan Taman Internasional Bali ini juga tidak menggunakan dana APBN. Pendanaannya direncanakan melalui pembentukan konsorsium.
"Apa yang telah saya lakukan selama ini saya dedikasikan untuk kepentingan bangsa dan negara, dan juga sebagai bentuk kecintaan saya terhadap Pulau Bali. Jadi jika ada pihak yang kurang setuju dengan adanya proyek ini, mari kita duduk bersama dan bicarakan baik-baik, untuk mencari jalan terbaik, karena ini semua untuk kepentingan Bangsa Indonesia," ujar pria yang sering dipanggil Frans Bali ini.
Reporter: bbn/net