search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Maling Gerogoti Pasir di Kawasan Pura Rambut Siwi
Senin, 10 Juni 2013, 19:01 WITA Follow
image

Beritabali.com (ilustrasi)

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, JEMBRANA.

Lantaran aparat terkait dalam hal ini pemkab dan pihak kepolisian terkesan ogah menindak pelaku pencurian pasir laut, aksi pencurian pasir laut di pantai Yehembang, Desa Yehembang, Mendoyo sejak dua minggu belakangan ini kembali marak.

Bahkan aksi pencurian kali ini sudah kelewat batas karena pencurinya mengambil pasir di dekat kawasan Pura Rambut Siwi dan diareal tanaman mangrove yang baru ditanam oleh anggota TNI serta masyarakat di sepanjang bibir pantai.

Menurut sejumlah warga yang berhasil ditemui Senin (10/6) di sekitar lokasi penambangan, aksi pencurian pasir laut sejak dua minggu belakangan ini kembali marak. Bahkan aksi pelaku kali ini tergolong nekad karena dilakukan di dekat kawasan Pura Rambut Siwi sehingga dikuatirkan dapat menimbulkan abrasi di lingkungan pura.

Terbukti beberapa tanggul pengaman pura telah banyak yang jebol akibat terkikis ombak lantaran datarannya rendah karena pasirnya diambil terus. Bahkan pelaku pencurian pasir laut juga menggali pasir di lokasi tanaman mangrove yang letaknya di sebelah barat Setra Desa Yehembang.

“ Ini kan sangat keterlaluan, masak tanaman mangrove yang baru ditanam juga dikeruk pasirnya. Seharusnya mereka bisa berpikir pemerintah sudah melakukan penghijauan, kok malah dirusak,” terang WJN (47) salah seorang warga setempat yang menyayangkan aksi pencurian pasir laut tersebut dibiarkan.

Bahkan menurutnya aksi pelaku kali ini tergolong berani karena kadang-kadang dilakukan pagi hari secara terang-terangan. Dirinya menduga aksi berani pelaku pencurian tersebut lantaran ada oknum Sat Pol PP yang membekinginya.

“Kalau tengah malam itu sudah biasa, tapi sekarang malah berani turun ke laut pagi hari. Ini kan sangat menantang,” imbuhnya yang mengatakan aksi pencurian tersebut dilakukan oleh oknum beberapa masyarakat setempat.

Para pelaku menurut WJN mengambil pasir laut dengan cara membawa langsung kendaraan truk dan mobil pik-up turun ke laut dan ada pula yang melakukan pencurian dengan menggunakan sepeda motor. Jika pencurian yang mengunakan sepada motor, biasanya pasir dimasukan ke dalam kaping dan dinaikan di atas sepeda motor untuk dikumpulkan disuatu tempat.

“ Pelaku yang menggunakan sepada motor inilah yang mengeruk pasir di sekitar tanaman mangrove. Sedangkan yang mengunakan truk atau mobil pic-up biasanya mengambil pasir dekat Pura Rambut Siwi,” tuturnya.

Warga sekitar menurut WJN sebenarnya ingin menegur atau menangkap pelaku, namun karena kuatir terjadi benturan lantaran pelakunya adalah orang lokal, warga hanya bisa mengharapkan petugas untuk menindak pelaku.

Lantaran para pelaku dalam melakukan aksinya tergolong nekat, salah seorang warga yakni I Ketut Nama sempat melaporkan ulah pelaku kepada kelian banjar setempat dan kepada pihak Polsek Mendoyo sekitar seminggu lalu. Aparat Polsek Mendoyo menurut warga saat menerima laporan tersebut memang sempat mengadakan patroli di sekitar lokasi pencurian, namun tidak berhasil mengamankan pelaku dan hanya dilakukan satu kali itu saja.

Warga meminta aparat terkait lebih tegas menindak pelaku pencurian lantaran tingkat kerusakan lingkungan disekitar lokasi sudah sangat parah. Terlebih lingkungan disekitar Pura Rambut Siwi juga sudah mulai rusak karena penambangan pasir laut tersebut.

Kelian Banjar Pasar, Desa Yehembang I Nengah Astawa saat dikonfirmasi  membenarkan beberapa warga sempat melaporkan aksi pelaku kepada dirinya dan kepada Polsek Mendoyo. Terhadap laporan warga tersebut, pihaknya selaku kelian banjar telah melaporkannya kepada Perbekel Desa Yehembang.

“ Yang kami sayangkan para pelaku saat diingatkan malah menantang dengan membawa-bawa nama pejabat tinggi. Ini yang membuat warga kesal,” terangnya.

Sementara itu Perbekel Yehembang, I Made Semadi juga membenarkan dirinya telah menirima laporan dari Kelian Banjar Pasar terkait pencurian pasir laut tersebut dan pihaknya sudah menindak lanjuti dan berkordinasi dengan Babinkamtibmas. Upaya yang efiktif untuk menekan aksi pencurian pasir laut menurut Semadi adalah melalui adat atau desa pakraman dengan memasukan awig-awig pelarangan penggalian pasir laut dalam adat.

“ Kami bersama Babinkamtibmas juga sudah memberikan himbauanm-himbauan kepada masyarakat agar tidak mengambil pasir laut karena bisa berdampak buruk pada lingkungan,” pungkasnya.

Kepala Kantor Pol PP Pemkab Jembrana I Putu Widarta sebelumnya sempat mengatakan jika kasus pasir laut bukan merupakan kewenangannya melainkan lebih menjadi urusan pihak kepolisian karena perda yang mengatur kusus masalah pasir laut saat ini belum ada.

 



“ Kami tidak mau disalahkan jika mengambil tindakan karena payung hukumnya tidak ada. Jika polisi kan sudah ada UU lingkungan hidup jadi lebih baik lapor kepada
polisi," ungkapnya.
 

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami