Diborgol Dalam Pesawat, Andrew Chan dan Myuran Tampak Pasrah
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DENPASAR.
Rabu (4/3/2015) dini hari merupakan hari terakhir duo terpidana mati Bali Nine meringkuk di tahanan Lapas Kerobokan Kelas II yang terletak di Jalan Tangkuban Perahu, Denpasar. Dua warga Australia Andrew Chan dan Myuran Sukumaran itu segera dieksekusi mati di Nusakambangan, Cilacap Jawa Tengah.
Mereka dibawa dari Lapas Kerobokan menuju Bandara Ngurah Rai Internasional Tuban dengan pengawalan ketat 2 regu pasukan Brimob Polda Bali, yang dilengkapi dengan senjata laras panjang.
Pengawalan ketat terhadap dua penyelundup narkoba itu terkesan berlebihan. Bahkan, duo terpidana mati Bali Nine itu dikawal mirip teroris. Dua regu pasukan Brimob dengan wajah mengenakan sebo khas militer, mengawal Lapas Kerobokan baik di luar maupun di dalam lapas. Kendaraan taktis barakuda pun dikerahkan untuk membawa dua terpidana. Namun sayang, pasukan Brimob sepertinya tidak memberikan ruang gerak kepada sejumlah awak media dari media cetak dan elektronik hingga media asing, mengabadikan wajah dua terpidana. Dua terpidana itu tidak bisa dilihat karena keduanya langsung dimasukkan ke mobil Barakuda.
Waktu keberangkatan dari Lapas Kerobokan menunjukkan pukul 04.00 dini hari. Perjalanan yang ditempuh dari Lapas Kerobokan hingga menuju Bandara Ngurah Rai, tidaklah lama. Sebab, kondisi jalanan sepi karena masih pagi tidak ada lalu-lalang pengguna jalan. Walau begitu, beberapa petugas tampak berada di jalur jalur yang dilalui pasukan Brimob yang membawa duo Bali Nine.
Tiba di Bandara, media cetak dan elektronik juga tidak bisa mengabadikan wajah Andrew Chan dan Myuran Sukumaran. Pasukan Brimob langsung membawa keduanya masuk ke dalam pesawat ATR 72 milik maskapai penerbangan Lion Air yang sudah standby menunggu.
Tidak ada yang mengetahui seperti apa kondisi bagian dalam pesawat ATR 72 Lion Air yang membawa dua terpidana mati tersebut. Namun sumber di lapangan menyebutkan, di dalam pesawat, dua terpidana itu tampak santai dan pasrah. Keduanya pun mendapat perlakukan khusus dari 2 regu pasukan Brimob Polda Bali. Petugas tidak menggunakan pemaksaan atau pun bentakan.
Bahkan saat keduanya naik ke pesawat, pasukan Brimob menuntunnya perlahan-lahan hingga masuk ke dalam pesawat. Itu menandakan bahwa pasukan elit kepolisian ini menggunakan bahasa tubuh yang sopan agar keduanya nyaman dan aman selama dalam perjalanan.
“Di dalam pesawat kedua terpidana tidak mengenakan sebo tapi tangannya tetap diborgol,” ujar sumber yang enggan disebut namanya itu, Rabu (04/3/2015).
Ditambahkan sumber, saat dibawa masuk ke dalam pesawat, Andrew Chan mengenakan jaket warna hitam bergaris merah. Selain itu, Andrew Chan mengenakan celana panjang warna hitam. Pemuda asal Australia yang tangan kananya bertato itu tampak mengenakan topi warna hitam bergambar kelinci.
“Dia mengenakan sepatu sport warna hitam. Andrew Chan tampak biasa biasa saja seakan sudah pasrah. Saya saja kasihan melihatnya, sepertinya mereka sudah mengetahui bakal mati,” ujar sumber.
Penampilan yang sama dengan terpidana Myuran Sukumaran. Lelaki bertubuh atletis itu mengenakan jaket warna hitam dan celana panjang warna hitam. Sepatu yang dikenakannya juga warna hitam.
“Kalau Myuran Sukumaran mengenakan pakaian serba hitam. Dia juga tampak santai dan diam seribu bahasa,” bisik sumber tadi.
Posisi tempat duduk kedua terpidana itu berada di sebelah kanan badan pesawat. Tempat duduknya tidak disatukan. Karena ditakutkan, keduanya akan berontak dan melakukan perlawanan terhadap pasukan Brimob yang mengawalnya. Apalagi tubuh kedua terpidana terbilang atletis.
“Mereka duduk di tengah terpisah empat bangku. Myuran Sukumaran duduk paling depan, sedangkan Andrew Chan duduk paling belakang,” ungkap sumber.
Keduanya pun tidak diberikan duduk persis samping jendela karena bisa mengganggu penerbangan. Petugas patut mewaspadai apabila keduanya mengamuk dan memecahkan jendela pesawat dan sudah barang tentu penerbangan akan terganggu. “Ini sudah sesuai Standart Operasional Terpadu (SOP). Kita harus mengamankan keduanya dengan ketat,” tegas sumber lagi.
Pasukan Brimob yang mengawal juga berada di depan dan di belakang para terpidana. Tak hanya itu, sebagian pasukan brimob juga berjaga di tempat duduk sebelah kiri, bersama para jaksa yang ikut melakukan pengawalan. “Pengawalan ini dipimpin Kasat Brimob Kombes Rudi Harianto dan Wadir Narkoba Polda Bali AKBP Susanto,” jelas sumber.
Selama dalam perjalanan dari Lapas Kerobokan dan ke pesawat, kedua terpidana tidak banyak bicara. Mereka diam seribu bahasa. Petugas Brimob juga tidak diperbolehkan berbicara kepada kedua terpidana tersebut. Pesawat ATR 72 yang mengangkut 60 penumpang, kemudian berangkat sekitar pukul 07.20 Wita. Sekitar pukul 08.00 WIB, kedua terpidana tiba di Bandara Tunggul Wulung Cilacap dan kemudian diserahkan kepada pasukan Brimob Polda Jawa Tengah. Setelah menyelesaikan administrasi pemindahan tahanan, pasukan Brimob kembali melanjutkan perjalanannya pulang ke Bali.
Turis Asing Nyalakan Lilin di Lapas Kerobokan
Setelah permindahan dua terpidana mati asal Australia, Myuran Sukuraman dan Andrew Chan dari LP Kelas II A Kerobokan, Denpasar ke Lapas Besi, Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah, turis asing satu persatu datang ke Lapas Kerobokan untuk menyalakan lilin.
Kontan saja kehadiran pengunjung itu membuat puluhan wartawan yang sudah beberapa hari stand by langsung memburunya. Tapi tak satupun dari mereka yang mau memberikan keterangan, termasuk dua bule perempuan yang datang membakar lilin sambil menangis itu.
Seolah tak terganggu dengan kamera wartawan yang terus menyorotinya, kedua wanita itu membakar lilin sembari memanjatkan doa. Usai berdoa, keduanya lalu berpelukan sambil menangis.
Tidak lama bersalang sacara silih berganti orang datang untuk membakar lilin persis didepan patung. "Saya prihatin dengan nasib kedua terpidana mati. Karena itu saya datang berdoa untuk dia,"kata salah satu warga lokal yang ikut membakar lilin.
Reporter: bbn/bgl