search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Anggota Polisi Sempat Panggil Arwah Engeline
Selasa, 17 November 2015, 17:35 WITA Follow
image

beritabali.com/file

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Beritabali.com, Denpasar. Seorang anggota kepolisian bernama Budi Dukun ternyata sudah mengetahui jika bocah Engeline (8) telah tewas, setelah dikabarkan hilang sejak 16 Mei lalu. Hal itu diketahui, setelah Budi Dukun memanggil arwah bocah manis kelas 2 SD tersebut.
 
Dalam persidangan dengan terdakwa Agus Tay Hamba May hari ini, Dewa Ketut Raka yakni mantan satpam terdakwa Margriet mengungkapkan cerita Budi Dukun kepada dirinya jika ia telah memanggil arwah Engeline.
 
"Ada petugas polisi namanya Budi Dukun, dia juga jaga di sana dirumah ibu Margriet. Dia bilang 'tadi malam saya habis panggil rohnya Engeline. Dia sekarang sudah meninggal. Dia sekarang di pojok rumahnya, di arah tenggara," Ucap Dewa Raka ketika memberi kesaksian di Pengadilan Negeri (PN) Denpasar, Selasa (17/11/2015).
 
Menurutnya, saat majikannya Margriet pergi ke luar rumah, Dewa Raka bersama Budi Dukun memutuskan untuk masuk ke dalam rumah. Kemudian, mereka berdua mencari ke arah sesuai yang disampaikan oleh arwah Engeline. 
"Saya diajak nyari ke dalam. Saya duduk di dekat lubang kubur Engeline," ungkapnya.
 
Waktu itu, Dewa Raka mengaku Budi Dukun bertanya kepada dirinya apakah ia mencium bau busuk menyengat. Awalnya, ia tak mencium bau samasekali, namun tak lama setelah itu, Dewa Raka kemudian mencium bau busuk.
 
"Awalnya dia (Budi Dukun) tanya pada saya, 'Pak Dewa, saya cium bau busuk tiga kali'. Lalu saya jawab 'saya belum cium',". Namun, saat angin berembus, saya mencium bau busuk juga," jelasnya.
 
Dulunya, Dewa Raka mengaku tak curiga dengan keberadaan lubang di dekat dirinya, yang belakangan diketahui di sanalah jasad Engeline dikubur secara mengenaskan. 
 
"Sejak awal saya bekerja, lubang itu sudah ada. Tapi saya tidak curiga karena tetap bentuknya seperti lubang dan ada sampah di atasnya. Kalau lubang itu tertutup, baru saya curiga," tuturnya.
 
Meski begitu, sejak awal ia bekerja di rumah Margriet, Dewa Raka merasa curiga dengan keadaan sekitar, lantaran dirinya tidak pernah diizinkan untuk masuk ke dalam rumah majikannya. 
 
"Perasaan saya Engeline ada di dalam dan ada rahasia besar di dalam. Saya sempat mencari-cari waktu tidak ada Margriet," pungkasnya. [bbn/dws]

Reporter: bbn/eng



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami