search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Hidup Makin Susah, Legiah Dengan Enam Anaknya Kini Pasrah
Sabtu, 14 Januari 2017, 15:00 WITA Follow
image

Legiah bersama anak-anaknya hidup di Gubuk reot. [ist]

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, JEMBRANA.

Legiah (35), seorang warga Jembrana harus rela menempati gubug reot pinggir Hutan Bakau Lingkungan Asri, Kelurahan Gilimanuk, Kecamatan Melaya, Jembrana. Ditambah pula, dengan kondisi perekonomian yang morat marit sudah membuatnya cukup pasrah. 
 
Bahkan, saat melahirkan anak keenamnya pada 5 Desember 2016 lalu, Legiah tidak memiliki uang sepeserpun. Saat dia dan bayinya diperbolehkan pulang dari tempat bersalin, diapun kebingungan untuk membayar biaya persalinan. Bersyukur ada saja bantuan yang mau memberikan pinjaman dan donasi uang pada Legiah dan suaminya Karim (40). Sehingga, mereka mampu menebus bayinya sebesar Rp 4 juta di rumah sakit.
 
Ketika ditemui awak media, Legiah menuturkan, hingga saat ini dia masih berhutang Rp 1 juta karena harus menebus bayinya saat dia melahirkan. Dia mengaku kebingungan mencari uang untuk membayar hutang itu. Maklumlah suaminya hanya buruh serabutan dan lebih banyak menganggur."Waktu itu kami sudah bawa surat miskin dari kelurahan tapi tidak berlaku katanya. Tapi suami saya yang tahu dan simpan semua kwitansi," ujarnya lirih. Namun Legiah mengaku bersyukur ada pihak yang memberikan pinjaman uang dan mengikhlaskan dananya untuk membantu biaya dia melahirkan. 
 
Dalam kesehariannya, Legiah merawat empat anaknya yang masih kecil-kecil dan bayi. Sementara dua anaknya sudah sejak kecil diasuh oleh kerabatnya. Suaminya hanya bekerja sebagai buruh dengan pendapatan tidak menentu. Bahkan terkadang untuk makan saja tidak cukup. Sehingga terkadang dibantu tetangga dan kerabatnya.Legiah mengatakan pasca melahirkan putra keenamnya dia akan melakukan KB karena tidak ingin menambah beban lagi. Dia berharap perekonomian keluarganya lebih meningkat sehingga anak-anaknya bisa sekolah dan hidup lebih layak lagi.
Di dalam gubuk tersebut mereka tidur berenam dan dengan kondisi seadanya. Ditengah kondisinya yang sangat memprihatinkan itu, dia berharap bisa merawat bayinya dengan baik dan bisa tumbuh sehat sehingga menjadi tumpuan keluarga dan generasi penerus bangsa. 

Reporter: bbn/rob



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami