search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Asal Usul Masyarakat Bali Part 1
Selasa, 18 April 2017, 12:00 WITA Follow
image

ist/beritabali.com/Asal Usul Masyarakat Bali

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Asal usul masyarakat Bali sering menjadi perdebatan. Sering pula diklasifikasikan, keturunan Bali Aga sebagai penduduk Bali asli dan pendatang yang berasal dari Majapahit.

Dalam penelitian Thomas A.Reuter (2005) yang Ia tuangkan pada buku Custodians of The Sacred Mountains, dijelaskan bahwa telah muncul dua klaster yang secara jelas membedakan dua bangsa yang tinggal di Bali, yakni pegunungan sebagai simbol Bali Aga dan laut sebagai Wong Bali Daratan atau Kelodan yang berasal dari Majapahit.

Menurut mitos dominan tentang asal usul orang Bali, nenek moyang dari pendatang baru ini berasal dari kerajaan dongeng Majapahit yang beragama Hindu di Pulau Jawa.

Kerajaan ini menaklukan Bali pada tahun A.D. 1343 dibawah pimpinan Gajah Mada. Setelah munculnya Islam dan hancurnya kerajaan ini, pasukan Majapahit yang tersisa mengakui diri sebagai pewaris satu-satunya yang masih setia pada warisan peradaban India di Kepulauan Indonesia.

Kedatangan Majapahit ke Bali kemudian dilanjutkan dengan membebaskan masyarakat Bali yang pada waktu itu berada di bawah kelaliman Raja Bali, Raja Mayadanawa dari Pejeng.

Raja Mayadanawa digambarkan sebagai raja lalim yang memiliki sifat-sifat layaknya setan dan setengah manusia, sebagaimana orang yang tidak percaya tuhan.

Ditambahkan dalam Babad Dalem, Majapahit kala itu mengirimkan Pangeran Jawa Sri Kresna Kepakisan untuk memerintah dan mengembalikan tertib hukum Bali yang masih bergolak kala itu.

Setelah berhasil menaklukkan Bali, para pemenang dari Majapahit ini kemudian membentuk dinasti baru.Sejumlah istana (puri,jero) kemudian dibangun di tanah daratan yang diirigasi dan kaki-kaki bukit sebelah selatan Pulau Bali oleh kaum bangsawan yang baru.

Mereka mulai menamakan diri sebagai anak jero, yang secara harfiah berarti "anak orang dalam".Kemudian dari penamaan ini lahirlah istilah baru lainnya. Mayoritas orang biasa yang lahir di Bali yang tidak memiliki asal usul Majapahit menjadi orang luar (anak jaba).

Hal ini jika dilihat dari segi pandangan kaum bangsawan yang baru itu dan istana-istana mereka. Anak jaba ini kemudian berbakti pada kaum bangsawan baru ini.

Jika dari kemunculan Majapahit di Bali melahirkan kaum jaba dan jero, lantas Bali Aga akan masuk mana. Padahal, jika dilihat sejarahnya, Bali Aga adalah penduduk Bali asli yang memilih jauh dari politis yang dibuat akibat penaklukan.

Bali Aga menentukan sendiri pilihannya sebagai penerus tradisi mereka di daerah pegunungan. Bukan atas keharusan tanpa pilihan seperti yang harus dijalani kaum jaba ini.

Lalu bagaiamana dengan penerimaan Bali Agar terhadap masyarakat Bali Baru ini?

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami