search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Inilah Pidato Lengkap Panglima TNI Jenderal Gatot
Kamis, 5 Oktober 2017, 16:19 WITA Follow
image

ist

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, NASIONAL.

Beritabali.com, Cilegon. Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo memberikan sambutan dalam perayaan HUT TNI ke-72 yang digelar di Dermaga Indah Merak, Cilegon, Banten, Kamis (5/10/2017).
 
Dalam sambutannya, Gatot meminta maaf sebesar-besarnya kepada para pejabat yang terjebak macet sehingga harus naik ojek atau jalan kaki. bahkan Presiden Jokowi harus berjalan kaki sejauh 2 Km.
 
[pilihan-redaksi]
Gatot menyinggung soal kesetiaan prajurit TNI kepada NKRI. Sekali lagi, Gatot menegaskan tidak perlu ada keraguan atas kesetiaan prajurit TNI kepada NKRI. Sumpah para prajuit TNI atas dedikasi dan loyalitas akan selalu dipegang teguh sesuai UUD 1945 dan Pancasila.
 
Selanjutnya, Gatot memberikan penghormatan khusu kepada tiga orang yang mewakili veteran pejuang kemerdekaan dan juga perwakilan prajurit TNI di masa kini. Gatot memohon kepada Presiden Jokowi untuk berkenan memotong tumpeng dan memberikannya kepada ketiga perwakilan ini.
 
Berikut Isi Pidato Lengkap Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo :
 
Kami mohon maaf karena banyak yang harus naik ojek, jalan kaki. Bahkan Bapak Presiden Joko Widodo berjalan kaki kurang lebih 2 Km. Masyarakat sudah sejak jam 2 pagi mereka sudah ada di sini. Dan tidak mungkin kami meminta mereka kembali. Ini karena kecintaan masyarakat kepada TNI yang sangat dicintai.
 
Bapak Presiden, serta para undangan yang kami cintai,
Pada momentum hari TNI 5 Oktober 2017 yang membahagiakan dan membahagiakan, sebagai Panglima TNI sekaligus mewakili seluruh prajurit di seluruh Tanah Air yang sedang melakukan tugas, izinkan saya menegaskan kembali. Sekali lagi, bahwa sampai kapanpun TNI akan setia dan menjunjung tinggi sumpah prajurit yang tadi disampaikan Bapak Presiden.
 
Bagi kami, kesetiaan kepada NKRI yang berdasarkan UUD 1945, Pancasila adalah sendi utama yang melekat erat pada setiap jiwa raga TNI.
 
Pada saat yang sama, saya menegaskan pula bahwa politik TNI adalah politik negara. Politik yang diabdikan bagi tegak kokohnya NKRI yang di dalamnya terangkum ketaatan pada hukum, sikap yang selalu menempatkan kepentingan rakyat di atas kepentingan apapun. Serta taat pada atasan, yaitu Presiden RI yang dipilih secara sah sesuai dengan konstitusi. Dan sekali lagi, jangan ragukan TNI kesetiaannya.
 
Bapak Presiden dan para undangan yang berbahagia,
Di hadapan bapak-ibu sekalian telah berdiri pelaku sejarah perjuangan yang telah merebut dan mempertahankan kemerdekaan. Serta perwakilan prajurit TNI masa kini.
 
Pertama, Bapak Paimin. Lahir di di Bantul 10 Maret 1926. Beliau merupakan veteran pejuang kemerdekaan. Sebagai tentara pejuang, berjuang. Pada 46, beliau masuk BKR. Sampai tahun 1959 beliau ikut Agresi Militer 1 dan 2.
 
Sudah berumur 92, pada 1950-1970 bertugas di Batalion 439, Batalion 413 dan Kostrad Jakarta. Selama itu pernah menumpas DI/TII dan pembersihan sisa-sisa PKI.
 
Kedua, KH Sholeh Qosim atau biasa dipanggil Kiai Qosim atau Abah Soleh. Lahir di Sidoarjo 1 Januari 1930. Saat ini beliau merupakan pimpinan dan pengasuh PP Bahauddin Al Islami Sidoarjo.
 
Beliau adalah anggota Laskar Sabilillah 1943 pimpinan KH Maskur serta barisan Hisbullah, pejuang terdepan pada 10 November di Surabaya. Peran beliau, mengajak umat Islam bersatu melawan Belanda dan sekutunya.
 
Ketiga, perwakilan TNI masa kini. Letjen Edy Rahmayadi yang tadi bertindak sebagai jadi komandan upacara.
 
Mohon kepada Bapak Presiden sesudah berdoa akan memotong tumpeng dan menyerahkan kepada perwakilan pejuang dan prajurit TNI yang ada bersama kita. [bbn/idc/wrt]

Reporter: -



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami