Didampingi Istri, Gede Hardys Jelaskan Pailit dan Utangnya Rp 2,3 Triliun
Rabu, 22 November 2017,
22:05 WITA
Follow
IKUTI BERITABALI.COM DI
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DENPASAR.
Salah satu penyebab pailitnya PT. Group Hardys dikarenakan oleh 70 persen modal merupakan dana pinjaman bank. 30 persen sisanya adalah dana pribadi yang digunakan untuk mengembangkan sektor properti serta mengejar planning IPO Hardys Retail 2020.
Hal itu disampaikan, owner Hardys, Gede Agus Hardyawan, Rabu (22/11) di Sanur, Denpasar. Saat memberi penjelasan resmi kepada wartawan. Ia didampingi oleh istrinya, Ni Ketut Rukmini.
"Adanya tindakan kami yang ekspansif, yang tidak sehat, karena 70 persen modal merupakan dana pinjaman bank dan 30 persen sisanya merupakan dana pribadi yang digunakan untuk mengembangkan sektor properti dan mengejar planning IPO (Penawaran Umum Perdana saham sebuah perusahaan) Hardys Retail 2020," jelasnya.
Dilanjutkan, hampir seluruh modal tersedot pengembangan properti, yang akhirnya menyebabkan pasokan barang ke bisnis retail Hardys mengalami penurunan.
"Karena modal yang dikonsentrasikan untuk pengembangan properti, maka pasokan barang ke retail kami menurun dan kepercayaan pemasok menurun, inilah yang menyebabkan stok produk kami ikut menurun," ujarnya.
Hardyawan menyampaikan, sejak 2015 hingga saat ini, sudah ada 12 titik lokasi yang rencananya akan dikembangkan menjadi retail property dengan konsep mix used, antara commercial property, Residence property, dan hotel property.
"Karena terlalu ekspansif dan ingin mengejar planning IPO Hardys Retail pada 2020 tersebut, saat ini hutang saya mencapai Rp 2,3 Triliun," katanya. [bbn/aga]
Berita Denpasar Terbaru
Reporter: Diskominfo Buleleng