search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Camat Hingga Relawan Bujuk Warga Relakan Lahan untuk Normalisasi Sungai
Jumat, 22 Desember 2017, 10:58 WITA Follow
image

beritabali.com

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, KARANGASEM.

Berbagai upaya pendekatan dilakukan agar warga baik pemilik rumah mupun pemilik lahan yang berada dibantaran sungai diberikan pemahaman agar merelakan lahannya untuk dilakukan normalisasi sungai demi keselamatan.
 
"Ya kita usahakan melakukan pendekatan kepada pemilik lahan memberikan himbauan agar mengerti, bahwa kita tidak mengambil tanahnya tetapi hanya untuk dinormalisasi, jika musibah sudah berlalu silahkan diolah kembali," kata Camat Selat I Nengah Danu saat memberikan pemahaman kepada pemilik lahan dibantaran sungai Tukad Barak, Desa Pering Sari, Selat, Karangasem, Kamis (21/12).
 
Dalam kesempatan tersebut, Camat Selat didampingi Sekretaris Pasebaya I Wayan Suara Arsana dan Kepala Desa Pring Sari I Wayan Bawa bahkan salah satu anggota DPRD Karangasem dari fraksi Golkar I Gusti Agung Dwi Putra juga nampak ikut dalam kegiatan pemberian pemahaman untuk dilakukannya normalisasi sungai tersebut.
Beragam tanggapan diungkapkan baik oleh pemilik lahan maupun bangunan, ada yang setuju ada juga yang tidak. Seperti misalnya I Putu Maliyasa pemilik lahan yang tepat berada disamping jembatan Tukad Barak, dirinya malah sangat setuju dilakukan normalisasi bahkan dirinya sendiri malah mengusulkan agar segera didatangkan alat berat untuk dilakukan normalisasi.
 
"Ya saya sangat mendukung normalisasi terlebih bagi kepentingan orang banyak, bila perlu agar segera dilaksanakan," kata Maliasa.
 
Sementara itu, tanggapan berbeda diungkapkan Made Kropod pemilik bangunan dibantaran sungai tersebut. Dimana dirinya sangat setuju dilakukan normalisasi, hanya saja untuk membongkar bangunan permanen miliknya dirinya kurang setuju. Kropod lebih memilih untuk mengikhlaskan bangunan rumahnya hancur jika memang nantinya harus diterjang lahar dingin.
 
"Kalau mau dibongkar jangan lah, ya kalo nanti memang kena lahar dingin saya iklas rela," ungkapnya.
 
Menurut Kepala Desa Pring Sari I Wayan Bawa hampir seluruh warga telah diberikan penjelasan dan akhirnya mengerti.
 
Dirinya tidak mempermasalahkan jika ada warga yang kurang berkenan rumahnya harus disterilisasi karena tujuan utamanya untuk menyelamatkan warga itu sendiri dan menyelamatkan jembatan yang menjadi akses vitas untuk keluar menyelamatkan diri ketika terjadi lahar dingin

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami