search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Radius Bahaya Dipersempit, Sekolah di KRB 2 Kembali Dibuka
Sabtu, 6 Januari 2018, 15:05 WITA Follow
image

beritabalicom

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, KARANGASEM.

Pagi ini, sekolah–sekolah yang berada di radius Kawasan Rawan Bencana (KRB) 2 atau di luar perkiraan zona bahaya 6 kilometer yang ditetapkan, mulai kembali dibuka. Salah satunya SMP Negeri 3 Selat yang berada di Dusun Geriana Kangin, Desa Duda Utara, Kecamatan Selat, Kabupaten Karangasem, Sabtu (06/01).Menurut Made Sumiasa, salah satu guru pengajar di sekolah tersebut, hari ini sekolah mulai dibuka kembali, namun kegiatan belajar mengajar belum efektif.
 
“Hari ini mulai sekolah, tetapi siswa baru masuk kerja saja untuk kegiatan bersih-bersih, mungkin Senin baru efektif kegiatan belajarnya,” kata Sumiasa, saat ditemui disela-sela kegiatan bersih-bersih bersama siswanya.
 
Diakuinya, sebelum dibuka kembali, kegiatan pasca UTS seperti penerimaan rapor dan pembagian tas Siaga serta kegiatan lainnya dilakukan di SMPN 2 Sidemen. Namun untuk Seminggu terakhir ini SMPN 3 meminjam ruangan di SMU 1 Selat.
 
Pertama kali dibuka pasca status awas yang kedua, hampir seluruh siswa yang sudah kembali dari lokasi pengungsian hadir ke sekolah. Meskipun diakuinya ada beberapa siswa yang memang berasal dari KRB 3 dan masih harus tetap mengungsi.Di SMP 3 secara keseluruhan terdapat 507 orang  siswa. Dari total sekian yang absen hanya 7 orang siswa saja, dua diantaranya berasal dari KRB 3.
 
“Untuk siswa yag berasal dari KRB 3, tetap bersekolah di sekitar lokasi pengungsian, namun untuk tindak lanjut kedepan seperti apa dirinya mengaku masih menunggu intruksi dari Dinas yang berwenang,”ungkap Sumiasa.
 
Sementara itu, salah satu siswa I Ketut Wisnu Saputra (15 tahun) asal Dusun Sukaluwih, Desa Amerta Bhuana, Selat, Karangasem mengaku senang bisa kembali bersekolah di sekolah asalnya. Sebelum kembali ke rumahnya yang berjarak sekitar 7 sampi 8 kilometer dari puncak Gunung Agung, Ketut bersama keluarga mengungsi di Daerah Sidemen. 
 
“Yaya pulang baru kemarin bersama keluarga setelah dikatakan ada penyempitan sektoral jadi 6 kilometer,” ujarnya.Selain itu, Menurut Ketut, di sekitar tempat tinggalnya warga juga sudah mulai kembali ke rumahnya masing-masing dari lokasi pengungsian. Dirinya berharap agar situasi tetap kondusif sehingga aktivitas bisa kembali seperti semula.

Reporter: bbn/gnr



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami