search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Akibat Keterbatasan Biaya, Kakak-Adik Penderita Lumpuh Dirawat di Rumah
Senin, 12 Februari 2018, 22:40 WITA Follow
image

Beritabali.com/ist

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, BULELENG.

Dua penderita lumpuh di Banjar Dinas Kaja Kangin, Kecamatan Kubutambahan-Buleleng terpaksa dirawat di rumah akibat keterbatasan biaya. Kedua penderita lumpuh yang merupakan kakak-adik tersebut adalah Dewa Kadek Kertiyasa dan Dewa Komang Arijambe. Kedua penderita lumpuh tersebut merupakan anak dari pasutri Dewa Made Ukir dan Desak Putu Artiningsih.

Dewa Kadek Kertiyasa lumpuh akibat kecelakaan saat duduk di sekolah tingkat SMP tahu 2011. Sedangkan adiknya Dewa Komang Arijambe mengalami kelumpuhan sejak kelas 4 SD yang diduga akibat polio. Selama ini mereka hanya dirawat di rumah karena tidak memiliki biaya, begitu juga mereka tidak memiliki kartu jaminan kesehatan. Walaupun sebagai warga yang tercatat kurang mampu, mereka sudah menerima sembako tiap bulannya dari desa dan kursi roda dari sebuah komunitas.

Guna memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari, sang ayah Dewa Made Ukir bekerja sebagai buruh nelayan, yang penghasilannya tidak menentu. Sedangkan ibunya Desak Putu Artiningsih tidak bekerja karena harus merawat dan menjaga Dewa Kadek Kertiyasa dan juga Dewa Komang Arijambe.

Mendapat informasi mengenai keberadaan kakak-adik penderita lumpuh, Gubernur Bali merespon dengan menerjunkan Tim Respon Cepat Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi Bali pada Senin (12/2/2018). Dengan didampingi aparat desa setempat, Tim Respon Cepat Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi Bali menitipkan bantuan berupaya sejumlah uang.

Selain mengunjungi keluarga Dewa Made Ukir, Tim Respon Cepat Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi Bali juga mengunjungi bayi kembar, putri kedua dari pasangan Komang Rasa dan Anak Agung Istri Oka Dianawati. Berdasarkan informasi bahwa ibu bayi kembar meninggal setelah melahirkan pada 31 Januari Pekan lalu, akibat komplikasi jantung dan asma.

Kepala Desa Tunjung-Kubutambahan  I Made Dadia membenarkan bahwa kondisi keluarga bayi kembar ini merupakan salah satu warga kurang mampu dari 505 KK yang tercatat.

Sesuai informasi bahwa untuk meringankan beban hidup bayi kembar,  salah satu dari bayi kembar akan dibiayai pendidikannya oleh Bupati Buleleng, dan satunya lagi akan dibiaya pendidikannya oleh istri dari Wakil DPRD Buleleng. Saat ini bayi kembar yang belum di beri nama itu tinggal  bersama kakak, bapak, kakek dan neneknya.

Orang tua bayi kembar Komang Rasa mengatakan bahwa hak asuh anak-anaknya akan tetap dilakukannya bersama keluarga, dan tidak akan diserahkan hak asuhnya kepada orang lain.

Guna membiayai kebutuhan hidupnya, Komang Rasa kini bekerja sebagai tenaga serabutan buruh sablon yang dibayar Rp 50.000 perhari.

Reporter: bbn/mul



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami