search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Kesaktian Bagus Bang Manik Angkeran Membakar Hutan dengan Air Seninya
Rabu, 27 Juni 2018, 14:10 WITA Follow
image

beritabali.com/ist

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Beritabali.com,Denpasar. Mahasiswa Institut Hindu Dharma Negeri (IHDN) Denpasar mengangkat sendratari kolosal dengan cerita tentang ‘Bagus Bang Manik Angkeran’ pada Selasa malam (26/6) di acara Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-40. 
 
[pilihan-redaksi]
Alur cerita ini mengisahkan anak laki-laki bernama Manik Angkeran yang berwatak buruk. Tingkah buruk itu membuatnya melulu dihantam masalah. 
 
Menurut penuturan Ketua panitia Sendratari Kolosal Institut Hindu Dharma Negeri (IHDN) Denpasar, Dewa Ketut Wisnawa, cerita ini diakhiri dengan kesaktian Manik Angkeran yakni mampu membakar hutan dengan air seninya. Sekitar 200-an mahasiswa IHDN terlibat dalam pagelaran ini. Sedangkan ribuan penonton memadati sebagian besar kursi hanya saja tidak sesesak pementasan bleganjur dua malam berturut-turut sebelumnya. 
 
“Pementasan ini bertujuan untuk memperlihatkan kepada masyarakat soal nilai-nilai pendidikan dalam cerita ini. Seperti jangan berjudi sebab kedepannya akan merugikan diri. Kemudian patuhi lah nasihat orang tua,” ungkap Wisnawa. 
 
Dalam proses persiapannya menurut Wisnawa agak luwes karena membimbing mahasiswa yang kerap terlambat saat latihan, tetapi selebihnya tidak ada kendala yang terlalu berarti. Melalui pagelaran ini, Wisnawa pula berharap agar kedepabnya potensi seniman IHDN semakin berkembang sesuai perubahan zaman.   
 
Wayang ‘Kebo Mundar’
 
Selain pementasan sendratari di panggung terbuka Ardha Candra, Taman Budaya, Denpasar, kegiatan Pesta Kesenian Bali malam itu juga mementaskan Wayang Kulit  di depan Gedung Kriya. Wayang ini mementaskan cerita Kebo Mundar. Tampil sebagai dalang adalah I Putu Agus Melliartawan.
 
[pilihan-redaksi2]
Menurut Melliartawan secara tertulis mengatakan, “Cerita sendratari ini menceritakan tentang kejadian ketika Raja Sukasada mengutus Anglurah Tabanan untuk berperang ke Sasak dan bertempur melawan Ki Kebo Mundar”. Bersama dengan kesatria lainnya, Anglurah Tabanan bertolak dari Teluk Padang ke Pantai Sasak. Sesampainya di Sasak, perang pun berkecamuk dengan sangat hebat, sehingga banyak pasukan yang tewas, lalu Kiyai Telabah yang saat itu memimpin pasukan Bali, menyerah dan melarikan diri menyebrangi lautan meninggalkan pasukannya. 
 
Mengetahui Kiyai Telabah telah meninggalkan Sasak, membuat Ki Kebo Mudar sangat senang dan merayakan kemenangan dengan berpestapora bersama para pasukan Sasak, kemudian di pihak Bali mengangkat Anglurah Tabanan sebagai pemimpin pasukan menggantikan Kiyai Telabah. Kemudian peperangan anatara pasukan Bali dan Sasak berlangsung sangat ramai, banyak para pasukan yang tewas bertempur, begitu pula perang antara Ki Kebo Mudar melawan Anglurah Tabanan berlangsung sengit. Karenya banyaknya tikaman senjata mengenai tubuh Ki Kebo Mudar, akibatnya Sasak dapat ditaklukan sampai ke ibukota, setelah Ki Kebo Mudar takluk.
 
Pementasan wayang duta kabupaten Tabanan ini menarik penonton untuk menonton bersama di atas rerumputan. Adapun  Sanggar Seni Kempli Beser, Banjar Wani, Kerambitan, Tabanan mengiringi pementasan Wayang ini. (bbn/rls/rob)

Reporter: bbn/rls



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami