search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Sekaa Banaspati Raja Hadirkan Garapan Pengendalian Api Dalam Diri
Sabtu, 30 Juni 2018, 20:55 WITA Follow
image

istimewa

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Beritabali.com, Denpasar. Tema Pesta Kesenian Bali ke-40 senantiasa menghadirkan semangat para seniman agar terus berkarya. Banjar Denjalan yang terletak di Kabupaten Gianyar hadir dengan garapan spesial yang keseluruhannya terinspirasi dari tema Pesta Kesenian Bali ke-40 ‘Teja Dharmaning Kauripan’ atau Api Spirit Penciptaan. “Kami dari Sekaa Banaspati Raja ingin memberikan sebuah pesan bahwa api yang bersemayam dalam diri harus dikendalikan,” ujar Ketut Arsana saat ditemui di kalangan Ayodya, Taman Budaya, Denpasar, Sabtu (30/6).

Arsana yang mengemban tugas sebagai ketua Sekaa Banaspati Raja ini pun mengungkapkan, pengendalian api dalam diri akan menimbulkan spirit –spirit penciptaan yang merangsang kemunculan karya-karya baru. “Semua garapan yang kami persembahkan baru dan waktu yang dihabiskan untuk persiapan sekitar 2 setengah bulan,” terang Arsana.

Terdapat 4 (empat) garapan baru yang dipersembahkan sanggar dengan lambang barong ini. Keempat garapan ini diantaranya Tabuh Kreasi Jyotir, yang memiliki filosofi api dari sinar matahari yang tak pernah lelah menyinari jagat raya. Garapan kedua yaitu sebuah tari kreasi yang bertajuk Dupa Puja yang turut menyiratkan makna akan dupa sebagai sarana beryadnya yang suci dan bercahaya. Mengingat Banaspati Raja merupakan ikon sanggar, tari kreasi yang berjudul serupa pun turut ditampilkan.

Sebagai penutup, janger kreasi derjudul Semara Nala (Api Asmara) ditampilkan. Janger yang diiringi dengan tabuh gong kebyar ini mengisahkan api asmara yang sedang dijalin oleh anak-anak muda. Arsana pun memfilosofikan bahwa remaja seusia mereka sedang bergelut dalam masa-masa penuh kebimbangan. Belum lagi kebimbangan itu digeluti oleh api asmara yang kian berkobar. Sebelum api asmara yang besar membuat para remaja terjerumus ke dalam kelamnya pergaulan bebas, janger ini pun disispi oleh bondres yang bertugas memberi pesan sekaligus menyadarkan remaja-remaja itu. Dalam keseluruhan garapan ini Arsana mempersentasekan jumlah penampil anak-anak 75 persen dan 25 persen adalah truna-truni Desa Denjalan.

I Ketut Sudana (penata tari dalam garapan Tari Kreasi Dupa Puja) yang kala itu duduk bersebelahan dengan Ketut Arsana menuturkan ada beberapa kesulitan selama melatih remaja dan anak-anak. “Namanya kan anak-anak jadi tidak bisa kita memberitahu dengan cepat jadi harus sabar dan sambil disisipi candaan,” tutur Sudana. Tak hanya itu, baik Sudana maupun Arsana tetap merasakan ‘batu’ saat membicarakan soal pendanaan. Dana yang diistilahkan sebagai uang pembinaan senilai 12 juta rupiah itu pun tidak dapat menutupi segala hal yang berkaitan dengan pementasan Desa Denjalan.  “Karena itulah kita mencari sponsor dan adalah dana dari desa yang membantu,” ungkap Sudana.

Meski dana senantiasa membikin seniman merana, namun keduanya berpesan agar rupiah jangan melulu dijadikan patokan untuk berkesenian. Sebagai seorang pembimbing, baik Arsana maupun Sudana berharap agar anak-anak dan remaja di Desa Denjalan dapat menjadi seniman yang senantiasa menciptakan dan melestarikan karya-karya seni di bumi seni Gianyar.[bbn/rls/mul]

Reporter: bbn/mul



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami