search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Sekaa Gambuh Desa Pedungan Warisan Suci Para Leluhur
Minggu, 3 Maret 2019, 08:06 WITA Follow
image

bbn/ilustrasi

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Beritabali.com, Denpasar. Ketika kesenian luluh lantak terutama akibat kekejaman kolonial belanda, tarian gambuh di desa pedungan, denpasar tetap bertahan. Itu karena hakekat dan dinamika tari gambuh ini menjanjadikan Desa Pedungan terkenal sebagai pusat tarian gambuh di Bali.
 
[pilihan-redaksi]
Seperti bidang kesenian lain di bali, tarian gambuh di desa pedungan berkembangan dalam lembaran sejarah kesenian bali yang cukup panjang. Awalnya tarian yang komposisi pementasan drama tari ini belum koordinasi dalam wadah sekaa kesenian gambuh. Tarian ini tumbuh alami seiring dengan kebutuhan tarian sakral di desa  Pedungan. Gambuh merupakan tarian sakral yang diwarisi secara turun temurun dari para leluhur warga dan berkembang mulai tahun 1836, hingga kini belum di temukan bukti tertulis, apa nama tarian tersebut sebelum dinamakannya tari gambuh.
 
Kesan ritualisme tarian gambuh tercermin karena tarian ini manifestasi dari titah Ida Betara di Puseh Pedungan. Karenanya tarian gambuh ini lebih populer dengan sebutan gambuh gambuh “duwe”. kepopulerannya tidah hanya di lingkungan banjar pedungan, melainkan jauh di luar pura antara lain sempat dikembangkan kalangan puri pemecutan denpasar. Sebelum di puri pemecutan, di Pedungan sudah terdapat sekaa “darurat” gambuh yang beranggotakan penari dari banjar-banjar yang ada di pedungan dan luar pedungan. Selanutnya, gambuh “duwe” puri denpasar.
 
[pilihan-redaksi2]
Ketika terjadi perang puputan badung, gambuh di pedungan sempat punah dan tidak terwadah dalam sekaa. Namun setelah peristiwa heroik, sejumlah tokoh masyarakat hancur diantaranya lewat membentuk sekaa gambuh. Sekqaa gambuh inilah yang sempat mengibarkan desa pedungan hingga pedungan identik dengan tarian gambuhnya.
 
Berdirinya lembaga pendidikan seni tari di Bali (ASTI) memberikan ingin segar kelestarian gambuh  Desa Pedengan. Pihak ASTI selain menjadikan gambuh pedungan sebagai kajian dan penelitian tari gambuh, ASTI sekaligus memperoleh tenaga pengajar tari gambuh. Selain untuk tenaga pengajar dari sekaa gambuh ini ASTI jugak sempat melaksanakan pentas tari gambuh bersama diantaranya di Jaba Puri Satria pada tahun 1967. Berkat sekolah seni ini gabuh pedungan memperoleh perhatian terutama bidang penataan yang menggunakan gamelan semar pegulingan. (bbn/rls/rob)

Reporter: bbn/rls



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami