search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
HUT Sandhimurti ke 29, Wajah Wartawan Disayat Silet hingga "Voodoo" ala Bali
Minggu, 28 April 2019, 07:55 WITA Follow
image

beritabali.com/ist

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Beritabali.com, Denpasar. Perayaan HUT ke 29 Perguruan Kanuragan dan Kebatinan Sandhi Murti Indonesia (SMI), Sabtu malam (27/4/2019) digelar secara sederhana di markas pusat perguruan SMI, jalan Tukad Citarum Denpasar. Berbagai atraksi mendebarkan ditampilkan dalam perayaan HUT kali ini. 
 
[pilihan-redaksi]
Sabtu malam, suasana di pusat perguruan SMI di jalan Tukad Citarum tampak menegangkan. Di sela-sela perayaan HUT, Pinisepuh perguruan Sandhi Murti, Gusti Ngurah Harta unjuk kebolehan. Salah satu yang ditampilkan adalah atraksi ilmu kebal.
 
Turah, demikian ia akrab dipanggil, kemudian memanggil 3 orang "korban" yang akan dijadikan sasaran dari sayatan silet yang tajam. Salah satunya adalah Ridwan, seorang wartawan koran lokal Bali yang sedang meliput perayaan HUT ini.
 
Turah Harta kemudian meminta ketiga orang tersebut untuk meminum air dari gelas kemasan. Air minum dalam gelas plastik ini sebelumnya telah diberi mantra oleh Turah Harta melalui perantara sebuah tongkat besi yang ia sebut "tongkat sakti".
 
Usai meminum "air sakti" tersebut, aksi uji kekebalan dimulai. Satu per satu dari tiga sukarelawan ini disayat silet di bagian wajah. Turah Harta terlihat santai menyayat-nyayat wajah tiga orang tersebut sambil terseyum. Namun wajah tiga orang yang disayat wajahnya tampak agak tegang. Penonton yang hadir juga dibuat tegang dan "ngilu" melihat atraksi berbahaya ini.
 
Meski bagian wajah, lidah, hingga telinga disayat silet tajam, namun tidak ada yang terluka dalam atraksi ini. Tidak ada darah yang mengucur setelah wajah disayat silet, hanya guratan-guratan kecil berwarna kemerahan yang tampak di wajah peserta usai disayat silet.
 
"Ini tidak boleh ditiru di rumah, karena ini memerlukan pelatihan khusus," jelas Turah Harta kepada penonton yang hadir.
 
Atraksi lain yang ditampilkan dan cukup menegangkan antara lain atraksi seorang anggota SMI makan pecahan lampu neon, atraksi "bambu gila", atraksi "voodoo" ala Bali yang mengirim rasa sakit kepada orang lain melalui media boneka, atraksi satu orang dikeroyok beramai-ramai, aksi dibacok celurit dan pedang, dan beberapa aksi mendebarkan lainnya.
 
[pilihan-redaksi2]
Menurut Ngurah Harta, apa yang ditampilkan ini bukan bertujuan untuk ajang pamer kesaktian, namun untuk menyampaikan pesan bahwa jejak warisan leluhur Nusantara masih ada hingga saat ini dan ilmu itu bisa dipelajari oleh siapapun di perguruan Sandhi Murti Indonesia, termasuk warga negara asing dari mancanegara anggota SMI.
 
Selain atraksi kanuragan yang mendebarkan, juga ditampilkan pentas seni budaya seperti pembacaan puisi oleh Cok Sawitri, dan beberapa tarian termasuk tari penampilan tari barong dan atraksi "ngurek".
 
Dalam perayaan HUT ke 29 ini, Pinisepuh SMI, Gusti Agung Ngurah Harta berpesan kepada seluruh anggota perguruan SMI agar semakin meningkatkan rasa persatuan, persaudaraan, dan solidaritas. Anggota SMI juga diminta agar tetap ikut menjaga keutuhan NKRI dan Pancasila.
 
"SMI selama ini selalu menjadi garda terdepan dalam menjaga keutuhan NKRI dan Pancasila, menolak tegas intoleransi baik di Bali maupun Indonesia," tegas Ngurah Harta. [bbn/psk] 

Reporter: bbn/gus



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami