KPK Geledah Kantor Imigrasi Mataram, Warga Pertanyakan Banner Anti Korupsi Jika Tetap Dipasang
Rabu, 29 Mei 2019,
20:00 WITA
Follow
IKUTI BERITABALI.COM DI
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, NASIONAL.
Beritabali.com, Lombok. Pasca-OTT Kepala Kantor Kelas 1 TPI Mataram, Kurniadie SH MH oleh KPK dan tim Polda NTB, Selasa (28/5) dini hari kemarin, dilanjutkan dengan penggeledahan di kantor setempat pada Rabu (29/5).
[pilihan-redaksi]
Penggeledahan yang dilakukan empat petugas KPK dikawal polisi dari Polda NTB secara secara tertutup, mulai sore pukul 14.30 wita. Hingga pukul 19.22 wita, penggeledahan masih berlangsung dan belum ada tanda-tanda petugas KPK turun dari Gedung Kantor Imigrasi berlantai dua, di Jalan Udayana tersebut.
Penggeledahan yang dilakukan empat petugas KPK dikawal polisi dari Polda NTB secara secara tertutup, mulai sore pukul 14.30 wita. Hingga pukul 19.22 wita, penggeledahan masih berlangsung dan belum ada tanda-tanda petugas KPK turun dari Gedung Kantor Imigrasi berlantai dua, di Jalan Udayana tersebut.
Selain karena jeda waktunya berbuka puasa, informasi dari pihak keamanan imigrasi (security) semua ruangan di kantor Imigrasi digeledah KPK.
Pantauan Beritabali.com, suasana saat penggeledahan sepi karena berlangsung usai jam kerja.
Selain itu ada pemandangan berbeda. Jika sebelumnya di ruang depan atau lobby yang menjadi tempat Pemeriksaan Berkas, penuh dengan banner bergambar Kepala Imigrasi, Kurniadie. Kini banner lima jari tangan kanan Kurniadie dengan slogan 'Katakan Tidak pada Korupsi', tidak ditemukan.
Pun di depan halaman kantor, banner sama ukuran besar, tidak lagi dipajang. "Bagaimana mau tetap dipasang, kepala imigrasinya sendiri yang korupsi," ujar seorang warga, yang mengaku biasa datang ke Imigrasi membantu WNA mengurus pasport dan surat ijin tinggal warga asing.
Bahkan dari warga yang biasa menjadi calo ini para awak media mengetahui, sepak terjang Kurniadie selama 7 bulan menjabat. Jual beli kasus biasa terjadi.
"Ada warga Mesir pernah saya bantu, WNA ini menikah dengan wanita lokal Lombok. Namun belum bisa melengkapi surat nikah karena penghulu yang menikahkan mereka sudah meninggal," tutur calo ini.
Disinilah mulai berlangsung transaksi bawah tangan. Harga awal 170 juta ditawarkan ke WNA Mesir ini. Namun istri WNA ini tidak bisa menyanggupi. Penawaran jadi turun harga, menjadi 130 juta. Namun tidak juga disanggupi, hingga WNA Mesir ini ke negaranya.
'Kekacauan' kinerja Kantor Imigrasi Kelas 1 TPI Mataram juga diungkapkan Rahmat Gunawan, yang kini ditunjuk sebagai Plt Kepala Imigrasi Mataram. Bahwa sejak lama terjadi 'krodit sistem' di Kantor Imigrasi Mataram, sejak dibawah kepemimpinan Kurniadie.
"Saat pimpinan sebelumnya pernah mengalami krodit sistem, tapi hanya sebentar. Tidak selama sekarang ini," jelas Rahmat Gunawan, saat konferensi pers, Selasa (28/5) sore.
[pilihan-redaksi2]
Sebelum ditunjuk sebagai Plt menggantikan Kurniadie, Rahmad Gunawan adalah Kepala Seksi Ijin Tinggal Kantor Imigrasi Mataram. Hingga berita ini ditulis, hingga pukul 20.12 wita, belum ada petugas KPK maupun tim dari Polda NTB keluar dari kantor Imigrasi. Para awak media tetap dengan setia menunggu, sambil berbuka puasa bersama di halaman kantor
Sebelum ditunjuk sebagai Plt menggantikan Kurniadie, Rahmad Gunawan adalah Kepala Seksi Ijin Tinggal Kantor Imigrasi Mataram. Hingga berita ini ditulis, hingga pukul 20.12 wita, belum ada petugas KPK maupun tim dari Polda NTB keluar dari kantor Imigrasi. Para awak media tetap dengan setia menunggu, sambil berbuka puasa bersama di halaman kantor
Berdasarkan keterangan Abbas Syafi'i, Kepala Security Kantor Imigrasi, ada enam orang security ikut mem-'back up' polisi dan KPK, dalam penggeledahan ini. Sebelumnya, Kepala Kantor Kelas 1 TPI Mataram, Kurniadie dicokot KPK dalam OTT, Selasa (28/5) pukul 02.00 wita di rumah dinasnya di Mataram. Bersama Kurniadie juga ditangkap Kepala Seksi Inteldakim, Yusriansyah Fuhrin, dan PPNS, Ayyub Abdul Muqsitt.
Ada delapan orang ditahan KPK, tiga pejabat Imigrasi Mataram, dan lainnya pihak swasta. OTT KPK ini terkait suap ijin tinggal dua warga negara asing di Sundancer kawasan Sekotong, Lombok barat. (bbn/lom/rob)
Reporter: bbn/lom