search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Pengamat Pendidikan Bali: Sistem Zonasi PPDB Bagus, Namun Perlu Dievaluasi
Jumat, 21 Juni 2019, 10:39 WITA Follow
image

beritabali.com/ilustrasi/net

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Beritabali.com, Denpasar. Pengamat pendidikan Bali, MS. Candra saat ditemui, Kamis (19/6), mengatakan, sistem PPDB 2019 terbilang cukup baik dalam upaya pemerataan pendidikan, namun terdapat beberapa kelemahan yang harus dievaluasi.
 
[pilihan-redaksi]
Candra mengatakan harus ada tahap penyesuaian mengingat setiap daerah di Bali memiliki kondisi daerah yang berbeda. 
 
"Zonasi ini membuat sekolah negeri akan sulit menentukan siswa yang diterima, karena ada sekolah negeri berdekatan. Zonasi ini harus diatur lebih rinci, kalau misalnya pemerintah menentukan radius 2 kilometer, ternyata minim siswa. Memang zonasi di perkotaan agak sulit," terangnya.
 
Sistem Pendaftaran Peserta Didik Baru (PPDB) 2019 diakui banyak dikeluhkan masyarakat. Dengan sistem penerimaan siswa di sekolah negeri lewat jalur zonasi hingga 90 persen,  masyarakat khawatir anaknya tak diterima di sekolah negeri, mengingat setiap Rombongan Belajar (Rombel) SMA dibatasi hanya 36 orang.
 
Keluhan itu paling terasa di Denpasar. Hal itu disebabkan penentuan zona yang masih rancu, karena adanya beberapa SMA Negeri yang lokasinya berdekatan. Sebut saja, SMAN 1 Denpasar, SMAN 7 Denpasar dan SMAN 3 Denpasar. 
 
Terkait sistem zonasi PPDB ini, Kasi Pemberdayaan dan Pemanfaatan Teknologi Pendidikan, Dinas Pendidikan Bali, AA Gde Rai Sujaya, mengatakan, pihaknya tak memungkiri terjadi penumpukan sekolah negeri pada satu wilayah di Denpasar. Akibat kondisi itu, pihaknya belum bisa melakukan pemetaan terhadap sekolah mana yang akan dipilih dan tempat tinggal siswa yang memilih sekolah tersebut. 
 
Sebagai upaya antisipasi, Disdik Bali memberikan kesempatan bagi pelamar sekolah negeri untuk memilih dua sekolah yang diinginkan, dan satu alternatif piihan sekolah swasta. 
 
"Pilihan pertama adalah sekolah yang terdekat dengan tempat tinggal siswa, yang kedua tentu sekolah yang lebih jauh lagi. Disdik juga akan mendistribusikan siswa yang belum tertampung pada sekolah negeri yang memungkinkan, tapi itu kembali kepada si anak," terangnya. Kamis (19/6)
 
[pilihan-redaksi2]
Rai Sujaya menjelaskan, untuk mengantisipasi kisruh, pihaknya berupaya transparan dalam prosesnya PPDB yang bisa diketahui secara daring atau online, misalnya informasi terkait jarak, verifikasi dan validasi. Ia menekankan, pihaknya sejak awal sudah menjelaskan bahwa sekolah negeri tidak mampu menampung seluruh calon siswa lulusan SMP. Bagi yang tidak diterima di sekolah negeri, diarahkan ke sekolah swasta.
 
Ia mengatakan, jalur zonasi merupakan upaya pemetaan untuk pemerataan akses dan mutu pendidikan, sesuai imbauan Presiden RI untuk membangun Indonesia dari pinggiran. Kata dia, pemerataan pendidikan ini juga menjadi tantangan baru bagi guru, dimana kemampuan guru dituntut harus mampu menentukan metode ajar mengingat akan ada beragam potensi siswa dalam satu kelas. 
 
"Kami berupaya transparan, tidak ada rekayasa agar masyarakat nyaman mengikuti sistem zonasi. Ini upaya pemerataan, jadi selanjutnya dapat diketahui daerah mana yang kekurangan sekolah, sehingga akan dibangun sekolah," terangnya seraya berharap upaya pemerintah ini dapat didukung masyarakat demi terwujudnya situasi PPDB yang kondusif. [bbn/rls/psk]

Reporter: bbn/rls



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami