Literasi Keuangan Rendah, Praktek Rentenir Masih Terjadi di Lombok
Selasa, 2 Juli 2019,
10:51 WITA
Follow
IKUTI BERITABALI.COM DI
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, NASIONAL.
Beritabali.com, Lombok. Kepala OJK Provinsi NTB Farid Falatehan mengakui praktek rentenir masih terjadi di beberapa daerah di Lombok karena pemahaman literasi keuangan di tengah-tengah masyarakat masih rendah.
[pilihan-redaksi]
"Ya, masih ada sampai saat ini disini (Lombok) terutama pada warga di kawasan-kawasan pinggiran yang jauh. Atau kurang aksesnya dengan lembaga keuangan," ungkapnya belum lama ini.
"Ya, masih ada sampai saat ini disini (Lombok) terutama pada warga di kawasan-kawasan pinggiran yang jauh. Atau kurang aksesnya dengan lembaga keuangan," ungkapnya belum lama ini.
Menurutnya, praktek rentenir merupakan fenomena yang terjadi di banyak daerah di Indonesia sampai saat ini bukan saja di Lombok saja. Di daerah lain, kata dia, juga ada dengan istilah berbeda-beda mungkin.
"Ada istilahnya, mulai dati bank subuh karena pelaku melakukan praktik penarikan pada pagi hari waktu subuh. Atau bank ucek-ucek, karena dilakukan juga pada pagi hari ketika orang baru bangun yang ditandai dengan mengusap-usap wajah maupun mata," ujarnya.
Meski demikian, OJK akan mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap rentenir. OJK mendorong mendekatkan lembaga-lembaga keuangan ke wilayah-wilayah atau pedesaan yang belum tersentuh dan terakses lembaga keuangan.
[pilihan-redaksi2]
"Karena belum pernah terakses lembaga keuangan tersebut maka kami (OJK) mendorong dan berusaha meningkatkan literasi keuangan, untuk memotong praktik rentenir atau koperasi abal-abal. Dengan demikian, praktik rentenir setidaknya bisa ditekan," ucapnya.
"Karena belum pernah terakses lembaga keuangan tersebut maka kami (OJK) mendorong dan berusaha meningkatkan literasi keuangan, untuk memotong praktik rentenir atau koperasi abal-abal. Dengan demikian, praktik rentenir setidaknya bisa ditekan," ucapnya.
Sejak ada alternatif pembiayaan dari lembaga keuangan melakukan penetrasi ke wilayah-wilayah pedalaman tersebut, akhirnya secara berangsur-angsur praktik rentenir mulai dilepaskan warga. Falatehan menambahkan, respon tersebut kami rasakan ketika melakukan sosialisasi ke pedesaan mengajak lembaga keuangan. (bbn/aga/rob)
Reporter: bbn/aga