search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Musim Kemarau, Tanaman Padi di Tabanan Alami Gagal Panen 20 Hektar
Jumat, 4 Oktober 2019, 22:25 WITA Follow
image

bbn/ilustrasi/suarantb.com

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, TABANAN.

Beritabali.com, Tabanan. Musim kemarau panjang sudah berdampak pada petani di Kabupaten Tabanan. Dua kecamatan mengalami gagal panen atau fuso dengan luas sekitar 20 hektar. Selain gagal panen, lahan seluas 621 hektar juga terancam kekeringan
 
[pilihan-redaksi]
Data di Dinas Pertanian Tabanan, dua kecamatan yang gagal panen tersebut ada di Kecamatan Tabanan seluas 11 hektar dan di Kecamatan Kediri seluas 9 hektar. Kategori gagal panen yang dialami petani sudah mencapai 90 persen. 
 
Sementara lahan yang terancam kekeringan seluas 621 hektar tersebut ada di 5 kecamatan. Diantaranya Kecamatan Tabanan seluas 296 hektar, Kecamatan Kediri seluas 259 hektar, Kecamatan Selemadeg Barat seluas 5 hektar, Kecamatan Pupuan seluas 48 hektar dan Kecamatan Selemadeg Timur seluas 13 hektar. 
 
Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian Tabanan, I Wayan Suandra mengatakan, dampak dari kemarau panjang membuat dua kecamatan yakni Kecamatan Tabanan dan Kecamatan Kediri mengalami fuso. Kategori fuso yang dialami sudah 90 persen. "Padi petani yang mengalami fuso jenis ciherang dan cigelis," ujarnya Jumat (4/10)
 
Dikatakan fuso yang tercatat tersebut dari bulan Juli sampai dengan Desember 2019. Dibandingkan hasil pertanian tahun 2018 hasilnya lebih normal. "Ini karena tahun 2019 kemarau berkepanjangan. Belum tahu sampai kapan karena masalahnya alam," katanya. 
 
Mengenai bantuan petani yang mengalami fuso, Suandra mengakui jika petani yang sudah masuk Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) sudah mendapatkan klaim asuransi. Bagi yang tidak ikut AUTP tidak mendapatkan bantuan. Sebab tidak semua petani atau subak mau masuk asuransi. 
 
"Jadi ini masih menjadi atensi kita, untuk mengajak petani agar mau masuk asuransi kalau terjadi fuso supaya dapat klaim," tegasnya. 
 
Menurut Suandra selain fuso akibat kemarau panjang juga menyebabkan lahan petani terancam kekeringan seluas 621 hektare. Itu terjadi di 5 kecamatan. "Terancam kekeringan tidak hanya untuk lahan padi saja, tetapi untuk lahan jagung," tegasnya. 
 
Suandra mengimbau untuk petani yang berada di zona terancam kekeringan agar padi yang ditanam tidak menyebabkan gagal panen, sistem pengairan dilakukan bergilir. Meskipun dengan debit air yang tidak maksimal."Selain itu kita harus menunggu hujan turun," tandas Suandra. 
 
Sementara, selain fuso dan lahan terancam kekeringan, musim kemarau juga sebabkan lahan petani kekeringan kategori ringan, sedang dan berat. Untuk yang ringan ada di 5 kecamatan seluas 25 hektar. Rincianya Kecamatan Kerambitan 3 hektar, Kecamatan Tabanan 6 hektar, Kecamatan Kediri 6 hektar, Kecamatan Selemdeg Barat 1 hektar dan Kecamatan Selemadeg Timur 1 hektar. 
 
[pilihan-redaksi2]
Kemudian kategori kekeringan sedang seluas 51 hektar di 6 kecamatan. Diantaranya Kecamatan Marga 3 hektar, Kecamatan Kerambitan 3 hektar, Kecamatan Tabanan 8 hektar, Kecamatan Kediri 6 hektar, Kecamatan Pupuan 21 hektare dan Kecamatan Selemadeg Timur seluas 8 hektar.
 
Terakhir kategori berat ada di 5 kecamatan seluas 42 hektare. Rincianya Kecamatan Marga 5 hektar, Kecamatan Kerambitan 2 hektare, Kecamatan Tabanan 16 hektare, Kecamatan Kediri 18 hektare dan Kecamatan Pupuan 1 hektare.  
 

Reporter: bbn/tab



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami