Pupuk Organik Palsu Ancam Upaya Menuju Pertanian Organik di Bali
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DENPASAR.
Beredarnya pupuk organik palsu menjadi ancaman bagi upaya mewujudkan pertanian organik di Bali. Peredaran pupuk organik palsu telah menyebabkan tingkat kepercayaan petani terhadap pupuk organik menurun dan enggan menggunakan pupuk organik.
[pilihan-redaksi]
Akademisi dari Fakultas Pertanian, Universitas Udayana Dr. Gede Setiawan Adi Putra mengungkapkan keberadaan pupuk organik palsu sudah sering dikeluhkan oleh petani. Dimana pupuk organik palsu tersebut berupa tanah murni yang dibungkus dengan kantong berlabel pupuk organik.
"Biasanya tanah tok, dikomplin dibilang pupuk organik. Perlu di cek di Singaraja. Banyak lho pupuk yang numpuk di subak karena jelek di Singaraja. Kalau ada pupuk organik yang tampilannya padat banget itu harus dicurigai. Sebab pupuk organik biasanya gembur dan berwarna hitam pekat," kata Setiawan saat dikonfirmasi di Denpasar pada Senin (21/10).
Setiawan berharap pemerintah lebih serius melakukan pengawasan terhadap kualitas pupuk organik. Apalagi tidak jarang kualitas pupuk organik yang beredar di petani mengalami penurunan.
Setiawan menyampaikan implementasi pertanian organik di Bali hingga saat ini belum berjalan optimal. Salah satu penyebabnya adalah karena keengganan petani dalam menggunakan pupuk organik.
Selama ini penggunaan pupuk organik telah menyebabkan produksi pertanian menurun sehingga petani malas menggunakan pupuk organik. Dalam menggunakan pupuk juga harus dalam jumlah yang banyak dan memerlukan sumber daya manusia yang banyak.
Reporter: bbn/mul