search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Proyek Jalan "Shortcut" Singaraja-Mengwitani Pakai Bantuan Sinar Laser?
Jumat, 6 Desember 2019, 08:40 WITA Follow
image

beritabali.com/file

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Penggunaan sinar laser pada event atau kegiatan acara di Bali disebut-sebut sebagai faktor penyebab hujan tak kunjung turun dan membuat udara di Bali panas belakangan ini. Penggunaan bantuan sinar laser juga disebut-sebut digunakan dalam proyek pengerjaan jalan "shorcut" Singaraja-Mengwitani. Benarkah demikian?

Sinar laser kini menjadi "kambing hitam" atas terjadinya udara panas di Bali belakangan ini. Sinar laser juga menjadi "tersangka" karena hujan tak kunjung turun di wilayah Pulau Bali.

Tak hanya digunakan di acara-acara atau event yang ada di Bali, sinar laser juga disebut-sebut digunakan di proyek-proyek besar yang sedang dikerjakan di Bali saat ini. Tujuannya agar proyek berjalan lancar tidak diganggu hujan dan bisa selesai tepat waktu.

Proyek pengerjaan jalan "shorcut" Singaraja-Mengwitani disebut-sebut sebagai salah satu proyek yang menggunakan bantuan teknologi sinar laser. Tapi benarkah demikian faktanya?

Saat dikonfirmasi beritabali.com, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) 3.3 Provinsi Bali yang menangani proyek "shorcut" Singaraja-Mengwitani di titik 3 dan 4, Nyoman Yasmara, membantah semua informasi yang menyebut proyek jalan shorcut Singaraja-Mengwitani menggunakan bantuan sinar laser. Ia menjelaskan, pihaknya tidak pernah menggunakan bantuan teknologi sinar laser dalam proyek itu.

"Kami tidak pernah menggunakan laser di proyek. Sudah hampir satu minggu lebih tiap hari turun hujan di proyek. Tadi siang pun hujannya cukup deras. Ini kondisi sekitar pukul 1 siang dan hujannya baru berhenti sekitar pukul setengah 4 sore," jelas Nyoman Yasmara lewat pesan aplikasi whats app, Kamis (5/12/2019).

Terkait polemik dampak sinar laser terhadap iklim atau cuaca di Bali ini, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) di Bali lewat Kasubid Pelayanan Jasa BMKG Wilayah III, Decky Irmawan, mengatakan kecil dugaan sinar laser menjadi penyebab terlambatnya turun hujan. Dugaan itu harus dikonfirmasi terlebih dahulu apakah yang dimaksud sinar laser atau kemungkinan sinar lampu sorot.

"Apakah sinar laser memengaruhi atau mampu menghalangi pembentukan awan, terkait isu tersebut, tentu harus dipahami terlebih dahulu. Apakah benar yang dimaksud atau dilihat tersebut sinar laser atau malah lampu sorot oleh masyarakat dikira sinar dari laser," jelasnya, Senin (2/12/2019).

\"Kecil dugaan bahwa sinar laser dapat memengaruhi atau menghambat pertumbuhan dari awan. Jika secara umum hal tersebut dianggap sebagai laser, tentu akan membutuhkan panas sangat kuat. Sementara uap air akan menguap pada suhu 100 derajat celcius. Apakan dari sinar laser ke tinggi dasar awan suhunya bisa mencapai 100 derajat celcius, sehingga dapat menguapkannya, ini yang harus dipahami dulu," ujarnya.

Mengenai suhu udara Bali yang panas belakangan ini, Kasubid Pelayanan Jasa BBMKG Wilayah III, Decky Irmawan mengatakan kondisi tersebut disebabkan karena posisi gerak semu matahari sedang berada di sekitar ekuator, dimana Bali juga menerima dampak pemanasan tersebut. Karena sinar matahari tidak terhalang oleh awan saat diterima oleh permukaan bumi maka panasnya akan diserap secara maksimal.

"Berapa radiasi panas yang masuk dan berapa persen dari yang dilepaskan oleh matahari bisa mencapai 95%, apalagi jika tidak ada awan bisa mencapai 100% panas terserap," paparnya, Senin (2/11/2019).

Ia juga menuturkan sifat dari darat yang sifatnya cepat menyerap panas serta cepat pula melepas panas. Sedangkan, kebalikannya, air laut lambat menyerap panas serta lambat juga melepas panas. 

"Siang hari terasa panas, dikarenakan siang hari permukaan bumi sedang menyerap matahari. Begitu juga pada malam hari gerah terasa, dikarenakan saat itu air laut di sekitar perairan Bali sedang melepaskan panasnya," ungkapnya sembari menambahkan panas selain terjadi di pagi hari, juga terjadi pada malam hari. 
 

Reporter: bbn/psk



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami