search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Suguhan Megibung Ala Restoran
Minggu, 2 Februari 2020, 13:50 WITA Follow
image

beritabali.com/ist

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, BADUNG.

Kearifan lokal dalam jejak kuliner tradisional Bali coba diangkat di salah satu restoran yang bertema etnik dengan lokasi di jalan Kediri, Tuban, Badung.

[pilihan-redaksi]
Adalah Megibung, yakni tradisi makan bersama yang menggunakan satu piring besar atau sehelai daun pisang yang besar ini diusung sebagai ciri khas restoran yang menyajikan menu Indo Asia.

Restoran yang bernama Wanaku IndoAsian Cuisine ini mengadopsi 'Megibung' ala restoran untuk lebih menonjolkan ciri etnik restoran yang arsitektur bangunannya didesain tradisional dengan dominan menggunakan tiang bambu besar dan atap ilalang.

Fathul Huda, Assistance Head Operational SRD Resto Wanaku IndoAsian Cuisine menuturkan sajian Megibung sengaja dipilih untuk menjadi daya tarik tersendiri bagi konsumen baik itu domestik, lokal dan wisatawan mancanegara. Terlebih, kata dia, ditambah dengan keunggulan bangunan yang bernuansa alam tetapi tetap kekinian ini seperti menyuguhkan oase di tengah hiruk pikuk kota.  

Ini terlihat saat sajian Megibung begitu meriah dana ramai dalam perayaan pernikahan pasangan dari Jakarta yang memilih restoran ini sebagai jamuan undangannya. 

"Kebetulan jamuan ini menghadirkan Megibung dalam jumlah yang cukup banyak yakni 60 orang, ini pertama yang paling banyak dari Megibung yang sebelumnya," ungkapnya, Sabtu (01/02/2020) di Tuban, Badung.

Sekilas tradisi yang berasal dari Kabupaten Karangasem ini sebenarnya tidak hanya tentang berbagi makanan, selama kegiatan makan orang dapat terlibat dalam percakapan ringan dan saling mengenal satu sama lain dengan lebih baik. Kata Megibung berasal dari kata Bali gibung, yang berarti "berbagi satu sama lain". 

Konon, Raja Anglurah Karangasem dari Kerajaan Karangasem adalah pelopor Megibung. Dikatakan bahwa selama ekspedisinya untuk memperluas wilayahnya, keagungan dan tentaranya pergi ke beberapa perang. 

Setelah memenangkan perang, raja dan pasukannya menemukan tempat untuk bersantai dan makan. Raja memerintahkan agar mereka semua makan bersama dari satu daun besar. 

Selama pesta, Raja sangat menikmati kebersamaan dengan pasukannya, itu meruntuhkan perbedaan sosial di antara mereka semua. Setiap kelompok biasanya terdiri dari lima hingga tujuh orang duduk bersila dalam lingkaran. Nasi dan lauk disajikan di atas piring besar yang terbuat dari daun pisang atau anyaman daun kelapa. 

Kemudian tuan rumah menyambut para tamu untuk mulai mencicipi makanan, dan memungkinkan semua orang merasa bebas untuk makan dengan tangan. Jika seseorang selesai makan sebelum yang lain, ia tidak boleh pergi sebelum yang lain selesai makan.

Reporter: bbn/rob



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami