search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Kisah Penculikan Gubernur Sutedja, 1966 (2): Berpakaian Rapi, Tak Lupa Pamit Istri
Rabu, 30 September 2020, 14:05 WITA Follow
image

Beritabali.com/ist

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Pada saat itu di rumah tersebut, selain Gubernur Sutedja, juga ada istrinya, dua anaknya Aini dan Tuty, serta dua orang pembantu.

Karena tamu yang datang bertutur kata sangat sopan, Gubernur Sutedja sama sekali tidak menaruh curiga. Gubernur Bali Anak Agung Bagus Sutedja, menerima tiga orang penjemput berpangkat sersan satu.

"Ada apa ?," tanya Gubernur Bali AA Bagus Sutedja.

Penjemput yang berpangkat sersan satu menjawab," Bapak Gubernur diminta datang oleh Kapten Teddy di Skogar di Jalan Perwira, Medan Merdeka."

Gubernur Sutedja segera mempersiapkan diri dengan berpakaian rapi dan menyatakan bersedia datang ke Medan Merdeka. Sebelum naik mobil, ia tak lupa pamitan dengan istrinya Anak Agung Istri Ngurah Sunitri.

Sebelum mobil jemputan meninggalkan rumah, AA Sunitri mencatat nomor kendaraan penjemput. Ia juga mengingat empat wajah pria berseragam TNI AD yang menjemput suaminya. Tapi Sunitri lupa menanyakan surat tugas dari empat pria penjemput suaminya.

Di dalam mobil, supir hanya seorang diri duduk di bagian paling depan. Gubernur Sutedja duduk di kursi tengah. Sementara tiga pria dengan seragam TNI AD duduk di kursi paling belakang dengan sangat sopan.

Saat berangkat, Gubernur Sutedja mengenakan celana panjang 'kheki', berkemeja lengan panjang biru muda, serta sepatu hitam.

Editor: Robby

Reporter: bbn/tim



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami