search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Pandemi, Penyandang Disabilitas Semangat Ikuti Pelatihan Pijat Dinsos
Sabtu, 24 Oktober 2020, 13:25 WITA Follow
image

beritabali/ist

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, TABANAN.

Masa pandemi Covid-19 tidak menghilangkan semangat puluhan orang penyandang disabilitas sensorik netra meningkatkan keterampilan massage atau pijat yang dimilikinya. 

Dinas Sosial Tabanan melalui program rutinnya kembali menggelar pelatihan bagi para penyandang disabilitas Jumat (23/10). Sasaran dalam pelatihan kali ini adalah foot massage (pijat kaki).

Kepala Dinas Sosial Tabanan I Gede Nyoman Gunawan mengatakan, dari data Persatuan Tunanetra Indonesia (Pertuni) Tabanan setidaknya total ada 45 orang penyandang disabilitas sensorik netra. 

Hanya saja dari jumlah tersebut, baru bisa mengundang 10 orang untuk dilatih lebih spesifik lagi terkait dengan keterampilan foot massage. Ini dikarenakan anggaran pelatihan yang tersedia hanya sebesar Rp 6 juta rupiah.

"Beruntung anggaran pelatihan tidak direposisi, jadi masih bisa kami gelar, hanya saja bertahap dan pastinya akan terus berkelanjutan," kata Nyoman Gunawan.

Dalam pelatihan foot massage kali ini, lanjut kata Gunawan, para peserta seyogyanya sudah memiliki keterampilan massage, hanya saja tidak spesifik.

"Ibaratnya spesialis, mereka ini ditingkatkan keterampilannya lebih spesifik pada massage kaki," terangnya.

Meski hanya digelar selama sehari, para peserta juga dibantu dari segi usaha ekonomi produktif. 

"Kami siapkan alat alat massage-nya seperti minyak, ember, dan handuk, dan dilatih oleh instrusktur profesional," ucapnya.

Pelatihan bagi para disabilitas, tentunya diharapkan meningkatkan keterampilan dan penghasilan untuk membantu keluarga. Dimana penyandang disabilitas ibaratnya bukan menjadi beban tetapi mampu menghidupi keluarga. 

"Boleh membedakan dari kemampuan tetapi tidak boleh membedakan dari ketidakmampuan," pungkasnya.

Sementara itu dewan pengawas Pertuni Tabanan I Ketut Sindu Jaya mengakui di masa pandemi Covid-19, memang sangat membawa dampak ekonomi bagi para disabilitas sensorik netra yang memang hanya memiliki keterampilan massage.

Selain adanya kekhawatiran dari masyarakat untuk menggunakan jasa massage, mereka ini (penyandang disabilitas) juga was-was menerima pasien dari luar, lantaran takut terpapar Covid-19. Bahkan untuk menghindari paparan, lanjut kata Sindu Jaya, puluhan panti pijat sementara ditutup. 

"Meski demikian, ada yang masih berani melayani jasa massage namun sifatnya lebih selektif, jadi yang mereka kenal saja dan dekat dari rumah, kalau ada dari luar sementara ditolak," terangnya. 

Reporter: bbn/tab



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami