search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Simpan Potongan Jarinya, Pria Ini Pakai Untuk Buka "Smartphone"
Senin, 10 Mei 2021, 10:15 WITA Follow
image

beritabali.com/ist/suara.com/Simpan Potongan Jarinya, Pria Ini Pakai Untuk Buka "Smartphone"

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DUNIA.

Seorang pria yang kehilangan satu jarinya karena mengalami kecelakaan saat bekerja, masih menyimpan potongan jarinya dan menggunakan untuk membuka "smartphone" miliknya.

Menyadur The Sun, Sabtu (8/5/2021) Kieran Higgins kehilangan ujung jari telunjuknya karena tertimpa crane di tempat ia bekerja.

Setelah mengalami kecelakaan tersebut, dia langsung pergi ke klinik terdekat sembari membawa potongan jarinya tersebut yang terbungkus plastik.

Namun, ia harus berpindah ke sebuah rumah sakit yang jaraknya sekitar 15 mil karena luka yang dialaminya terlalu parah.

Saat menuju rumah sakit, ia sudah mendapatkan obat penghilang rasa sakit, antibiotik. Saat pergi ke rumah sakit, pria 56 tahun tersebut juga membawa dan ujung jarinya yang terpuru sekitar satu inci.

Setelah sembuh, Kieran menganggap akan membutuhkan potongan jari tersebut sebagai "bukti" jika dia harus membuat klaim asuransi.

Kieran kemudian mengawetkan potongan jarinya dengan cara memasukkannya ke dalam toples yang sudah diisi dengan cairan alkohol.

Setelah dua minggu tersimpan, Kieran memutuskan untuk mencoba apakah potongan jarinya tersebut masih bisa untuk menyalakan Samsung Galaxy A20-nya.

"Saya menyusun rencana yang licik. Saya mengekstrak ujung jari dari kuburan alkohol obat, mengeringkannya dan eureka!" ujar Kieran.

"Saya berhasil mendaftarkan jari saya yang mati ke ponsel saya." tukasnya.

Kieran, yang tinggal di pedesaan Spanyol, menjelaskan jika tindakannya menyimpan potongan jarinya adalah satu ide yang bagus.

"Anda tidak pernah tahu kapan ini akan berubah menjadi buruk, jadi saya menyimpannya jika ada yang bertanya kepada saya karena perusahaan asuransi tidak mau membayar." sambungnya.

Lucas Francese, manajer perangkat biometrik di perusahaan kedirgantaraan Prancis Thales, mengatakan teknologi standar di pasar menghentikan jari palsu, seperti yang dibuat dari karet atau gelatin, agar tidak berfungsi.

"Itu memungkinkan jari-jari asli, hidup atau mati, untuk bekerja." jelasnya.(sumber: suara.com)

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami