search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Apa Itu Owa Siamang, Satwa yang Sempat Dipelihara Giri Prasta
Kamis, 16 September 2021, 09:10 WITA Follow
image

beritabali/ist/Apa Itu Owa Siamang, Satwa yang Sempat Dipelihara Giri Prasta.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Owa siamang merupakan hewan yang habitat hidupnya di pulau sumatera. Biasanya hidup di hutan hujan tropis dan hutan monsun. Tinggal di pohon dengan ketinggian relatif tinggi 300-1.200 m.

Owa siamang biasanya hidup berkelompok kecil (tidak soliter), dan memiliki daerah teritorial tidak terlalu besar. Selain itu, Siamang aktif pada siang hari untuk mencari makan, bergelantung dan terkadang istirahat di tajuk yang rapat saat sinar matahari sangat terik.

"Owa Siamang sangat selektif memilih pakan, Jenis makanannya di habitat aslinya adalah buah-buahan dan daun muda," jelas, Prawono Meruanto,  Kepala Sub Bagian Tata Usaha Balai Konservasi Sumber Daya Alam (KSBTU BKSDA) Bali, Rabu (15/9) di Denpasar.

Siamang itu walaupun hewan buas tapi tidak agresif dan sangat pemalu. Dia tidak suka berinteraksi dengan manusia. Dia akan buas dalam arti menyerang, itu jika ingin melindungi keluarganya.

"Berdasarkan iucn red list, owa siamang tersebar di sumatera dan semenanjung malaysia," katanya.

Lebih rinci ia menjelaskan masa hidup siamang antara 30-40 tahun (Napier dan Napier 1986), sedangkan menurut Chiver (1977) sepasang siamang yang hidup di alam liar diketahui berumur sekitar 25 tahun. Di penangkaran, siamang diketahui sampai berumur 40 tahun (Marvin 1995 dalam Nowak 1999).

Dirinya berpesan, jika ada yang menawarkan satwa tersebut, hendaknya mengedukasi bahwa satwa tersebut merupakan satwa yang dilindungi UU, segera laporkan ke petugas Balai KSDA Bali setempat atau melalui call center balai KSDA.

Sementara, BKSDA Bali, Agus Budi Santosa menambahkan keluarga Owa dan Siamang adalah bagian dari Primata golongan Lesser Apes atau Kera Kecil, dan termasuk ke dalam suku Hylobatidae. Di Indonesia, terdapat 9 species, yakni 8 jenis marga Hylobates dan 1 marga Symphalangus. 

Secara Umum, pola pengasuhan atau biasa disebut sebagai Parental Care dilakukan oleh Induk Betina melalui Pola Rough-And-Tumble Play. 

"Walaupun ada beberapa kejadian perilaku abnormal mother-infant behaviour yang diakibatkan induk betina stres, terlalu awal atau terlambat mempunyai anak, sehingga mempunyai kecenderungan menyerang, membuang atau membunuh anak sendiri," katanya.

Namun, kata dia, parental care oleh Induk Pejantan juga pernah dijumpai merawat anakan dan menggendongnya terutama pada jenis Siamang.

Ia menambahkan setiap pengangkutan (lintas Provinsi) tumbuhan dan atau satwa liar, baik dilindungi atau tidak, dalam keadaan hidup atau mati, utuh atau sebagian, wajib dilengkapi dengan Surat Angkutan Tumbuhan dan Satwa (SATS) Dalam Negeri atau Luar Negeri (SATS-DN atau SATS-LN). 

Dimana, jika tujuan akhirnya adalah Provinsi Bali, maka Pejabat yang berwenang untuk mengurusi SATS adalah BKSDA Bali. 

"Sehingga jika Satwa Liar Dilindungi tersebut masuk ke Bali dengan cara legal, pasti dilengkapi dengan SATS, dan jika ada SATS, pasti BKSDA Bali akan mengetahuinya," tutupnya.

Reporter: bbn/aga



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami