search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Marshal Curhat Tak Diberi Makan Minum Panitia MGPA
Senin, 15 November 2021, 18:55 WITA Follow
image

beritabali/ist/twitter/

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, NTB.

Tertundanya Race Asia Talent Cup (IATC) di Sirkuit Mandalika, Lombok, Minggu (14/11), ternyata bukan hanya karena Marshal dikatakan tidak sesuai standar Dorna selaku penyelenggara balapan. 

Persiapan yang terbatas dan komunikasi dengan penyelenggara menjadi salah satu masalah utama. Dari pengakuan beberapa Marshal hasil rekrutmen  warga lokal lingkaran sirkuit, selama bertugas mereka tidak diberi makan dan minum. Tidak diupah dan perlengkapan bertugas yang tidak mencukupi.

"Adik saya sebagai Marshal, mereka ndak dikasi makan sama minum terus nggak diupah Minimal uang transportasi ndak ada," curhat seorang keluarga Marshal di medsos. 

Parahnya lagi kata akun dengan nama @Kania_Pandhora ini, seragam para Marshal dikumpulkan lagi bercampur dengan baju marshal-marshal lain, yang tentunya akan menjadi sarang penularan penyakit.

Tulis dia lagi, perlengkapan tidak mencukupi seperti HT dan papan nomor di sudut 17B tempat adiknya bertugas. 

"Dan juga kemarin dia kehausan terus diberi minum oleh seorang bule yang lewat saking tidak adanya konsumsi dari panitia," ujarnya.

Kondisi ini jelasnya, sudah dirasakan oleh para Marshal selama lima hari. Jas hujan juga yang sudah didapat para Marshal, juga ditarik lagi oleh panitia.

"Jadi jangan kalian salahkan Marshal kalo kalian belum merasakan sendiri. Adik saya di sana yang ngerasain sendiri," tulisnya.

Ditundanya pelaksanaan IATC, dan akan diselenggarakan bersamaan dengan World Superbike (WSBK), 19-21 November nanti, ternyata diiringi persoalan lain. Puluhan petugas marshall di Sirkuit Mandalika dikabarkan telah mengundurkan diri, dengan alasan seperti disebutkan di atas. 

Mulai dari tidak diberikan makan dan minum, gaji tidak jelas, fasilitas kerja hingga melaksanakan salat tidak diberikan waktu. 

Mengutip Radarmandalika.id, LW salah seorang Marshal mengungkapkan, pihaknya tidak diberikan makan dan minum, bahkan di hari pertama dia hanya dijemur dari pagi sampai selesai balapan. 

Demikian juga soal kejelasan gaji atau upah, mereka tidak ada kejelasan termasuk kontrak seperti apa.

 "Kami hanya dijanjikan uang makan, bahkan pakaian kami ditarik pihak MGPA selesai tugas, kemudian pakaian kami dicampur dan nanti saat dipakai kembali ya sembarangan, mending ada loker khusus masing-masing atau dapat dibawa pulang kami cuci dan bersihkan,” ungkapnya.

LW mengaku, petugas marshall ini keseluruhannya orang Lombok termasuk dari petugas marshall dari race (balap, red) 1 dan 2. Namun ia memastikan, dari sisi kesiapan petugas marshall tidak ada masalah, namun banyaknya kendala di lapangan secara fasilitas kerja termasuk upah kerja yang belum jelas. 

”Seperti HT dan aerophone yang diberikan kurang, harusnya setiap orang satu namun nyatanya hanya satu yang dipakai secara kolektif dalam satu regu per lokasi yang beranggotakan delapan orang per timnya,” ungkap dia.

Dia menyebutkan, ada sekitar 250 orang jumlah petugas marshall sebelumnya namun ada sekitar 100 orang telah mengundurkan diri karena merasa tidak nyaman.

“Kemudian soal bendera kuning yang kurang sekitar 3 bendera dan lagi-lagi marshal yang disalahkan, harusnya kan ini ranah panitia yang mempersiapkan,” singgungnya.

Kemudin selanjutnya, petugas marshal satu ini menceritakan dimana kurangnya fasilitas marshall jadi poin penting juga. Bahkan LW mengaku  pernah sampai harus meminta air dari turis dan diberikan 2 botol dan di itu divideokan oleh turis itu. 

"Saat izin shalat kami para marshall tidak diberikan waktu salat oleh pihak MGPA,” sebutnya.

Atas kejadian ini, dia berharap supaya mekanisme dan system yang ada bisa dibenahi segera, terutama soal marshall. Paling tidak katanya, minimal diberikan makan 3 kali sehari sesuai dengan yang dijanjikan saat interview soal adanya uang makan minum.

Sementara petugas marshall lainnya inisial MP mengungkapkan, pihaknya bersama dengan petugas marshall lainnya mengakui memang secara fisik dan mental sudah siap, tapi untuk pelatihan ia merasa terlalu singkat, dimana dari pihak panitia sendiri keteteran.

“Jujur kami tidak mendapatkan pelatihan yang memadai untuk acara IATC, masih banyak hal perlu dilatih untuk pengetahuan marshall. Contoh kasus masalah mendorong motor, itu kami baru diberitahukan aturan batas dorong motor sampai mana ketika ada rider yang crash ketika free practive,” ungkap dia.

“Namun apabila kami diberikan waktu kembali sampai dengan minggu depan maka dapat dipastikan semua sudah siap,” sambungnya.

Adapun untuk konsumsi pada pelatihan memang tidak ada, namun pada saat free practis itu ada dan untuk jadwal salat bukan tidak diizinkan, tapi mengingat jeda free practice 1 kemudian yang 2 jaraknya hanya 20 menit, jadi 20 menit itu bebas. Tapi atasan sempat menyatakan bahwa yang akan salat dipersilakan. 

”Tapi tanggung risiko kalau tidak di lokasi ketika waktu istirahat habis,” tegasnya.

“Kalau masalah gaji, kita dari awal dibilang sukarelawan, jadi nantinya pada saat kegiatan acara selesai  baru kemudian dibicarakan mungkin,” cerita sumber satu ini.

Pihak Humas PT ITDC yang dikonfirmasi Beritabali.com via WhatsApp, belum memberikan balasan.

Menyikapi persoalan Marshal hingga berdampak pada ditundanya pelaksanaan IATC, gubernur NTB, Dr Zulkieflimansyah pun memberikan penjelasan. 

Bahwa setelah ada masukan-masukan yang datang dari para Marshal, kesalahan ternyata bukan semata pada para Marshal. Tapi juga pada penyelenggara kegiatan.

"Para Marshal ini adalah putra-putra daerah kita yang sebenarnya bersemangat untuk mensukseskan acara ini," jelas gubernur Zul.

Zul menegaskan, kesediaan pemuda-pemuda daerah khususnya Lombok Tengah, lokasi sirkuit Mandalika berada untuk menjadi marshal bukan karena pertimbangan-pertimbangan finansial. Tapi semata karena ingin berkontribusi dan membuat sejarah di daerah mereka sendiri.

"Ada rasa bangga menjadi bagian di event yang luar biasa ini," ucap Zul, yang berjanji akan menjembatani para Marshal dengan pihak penyelenggara dalam hal ini MGPA sehingga kesalahpahaman bisa diatasi.

IATC 2021 yang ditunda digelar Minggu (14/11) kemarin, dipastikan akan digelar pekan depan. Mandalika Grand Prix Association (MGPA) melalui keterangan resminya, menyampaikan bahwa hal tersebut penting karena menyangkut keamanan pembalap.

“Kami meminta maaf bagi para pendukung yang sudah datang untuk menyaksikan para pembalap Asia Talent Cup 2021. Demi keamanan para pembalap, jadwal pertandingan akan diubah menjadi tanggal 19-21 November nanti. Yuk tetap dukung terus pembalap favoritmu,” tulis MGPA dilansir dalam keterangan resminya.

Reporter: bbn/lom



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami