search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Virus ASF Serang Babi Hingga Mati Disebut Tidak Akan Hilang
Senin, 28 Maret 2022, 14:20 WITA Follow
image

beritabali/ist/Virus ASF Serang Babi Hingga Mati Disebut Tidak Akan Hilang.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, BADUNG.

Virus African Swine Fever (ASF) yang umumnya menyerang babi disebut tidak akan mampu hilang. Kasus Virus ASF di Bali sempat naik pada Desember 2021 dan Februari 2022 dengan faktor penyebaran virus belum diketahui pasti.

"Dari 27 sampel diterima hampir 24 sampel terkonfirmasi Virus ASF. Memang aktivitas Virus ini tinggi, artinya dalam fase tertentu memang virus ini meningkat," jelas, Guru Besar Virologi Universitas Udayana, Prof. Dr. drh. I Gusti Ngurah Mahardika belum lama ini di Badung.

Adapun beberapa hal penting perlu diperhatikan para peternak di beberapa daerah di Bali, khususnya dalam upaya mencegah meluasnya penyebaran Virus ASF. Yakni mulai dari tidak membiarkan sembarang orang masuk kandang babi, meletakkan jaring di sekeliling kandang, dan melakukan disenfeksi rutin serta dapat mempethatikan pakan ternak juga. 

"Jadi faktor penting pemicunya adalah, pakannya kemudian dari orang yang lalu lalang masuk kandang mungkin bisa jadi hal ini yang membaw ASF ke kandang Babi," ujarnya.

[bbseparator}

Selain jenis virus ASF ada juga beberapa macam virus dapat menyerang babi mulai dari, Kolera, Sirko virus, Diare pada anak Babi. Intinya aktivitas virus ASF sangat tinggi dan fatal bahkan dapat mengakibatkan 100 persen babi mati.

"Tentu penting biosecurity sedapat mungkin harus berkala dilakukan," cetusnya. 

Saat ini, Universitas Udayana juga telah bekerja sama dalam hal pengembangan vaksin dan bekerja untuk pengembangan formula serum untuk Babi yang sudah sakit ini semacam obat.

Tentu harapanya dalam waktu dekat dapat beredar ke tengah-tengah masyarakat. Tetapi, untuk proses produksi Udayana tidak mempunyai kapasitas proses produksinya. Jadi, harus bekerja sama dengan swasta untuk proses pengembangan dan pengedaran. 

"Penelitian ini sudah masuk tahun ke-3 dari tahun 2021 sudah diuji coba dan hasilnya baik, sekarang inovasinya sudah dibeli oleh swasta tinggal menuju proses produksi," pungkas Mahardika.

Reporter: bbn/aga



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami