Biosekuriti, Strategi Pencegahan Penyebaran PMK
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, NASIONAL.
Seluruh pihak di lokasi pembibitan dan peternakan serta pelayanan reproduksi perlu memahami biosekuriti untuk mencegah penyebaran penyakit mulut dan kuku atau PMK.
Untuk terhindar dari PMK, protokol biosekuriti dapat menjadi cara pencegahan penyebaran. Adapun biosekuriti adalah tindakan pertama pengendalian wabah untuk mencegah semua kemungkinan terjadinya kontak agar meminimalkan penyebaran penyakit.
Seluruh pihak yang menangani di lapangan seperti di pembibitan, peternakan, dan pelayanan reproduksi perlu memperhatikan protokol tersebut.
Bagi di pembibitan dan peternakan, terdapat sejumlah prosedur yang perlu diikuti. Bagi karyawan, wajib untuk menyemprotkan diri ke ruangan disinfektan dan mengganti baju lengkap berupa seragam, sepatu bot, dan masker.
Untuk tamu atau masyarakat umum, mengganti baju lengkap, melewati biosecurity spraying, hingga dilarang mendatangi peternakan lain minimal sehari sebelumnya.
Selain itu, kendaraan, barang, kendang serta peralatan juga memiliki protokol biosekuriti berupa wajib untuk disanitasi. Terakhir, bagi hewan ternak perlu dikarantina selama 14 hari ketika baru memasuki lokasi dan peternak perlu mengamati gejalanya.
Bagi di pelayanan reproduksi, petugas perlu menggunakan APD dan pelindung sekali pakai untuk sepatu atau bot yang sudah didisinfektan.
Bagi peternak yang melakukan Inseminasi Buatan (IB) atau Pemeriksaan Kebuntingan (PKB), perlu memastikan ternak tidak ada gejala PMK, membersihkan tempat IB/PKB, serta mengganti dan mencuci baju setelah selesai.
Terakhir, bagi ternak yang melakukan IB/PKB, peternak perlu memastikan bahwa ternak tampak sehat. Tahap selanjutnya, peternak perlu memandikan lalu ditempatkan di tempat pelaksanaan. Lalu, pastikan kegiatan dalam kondisi bersih.
Reporter: bbn/adv