search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Terakhir 20 Tahun Lalu, Kini Kurs 1 Euro Setara US$ 1 = Rp15.000
Senin, 18 Juli 2022, 10:02 WITA Follow
image

bbn/Kompas.com/Terakhir 20 Tahun Lalu, Kini Kurs 1 Euro Setara US$ 1 = Rp15.000

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DUNIA.

Nilai tukar euro terus merosot melawan dolar Amerika Serikat (AS) hingga menyentuh level paritas, atau 1 euro sama 1 US$. Kali terakhir euro berada dalam posisi tersebut hampir 20 tahun yang lalu.

Melansir dara Refinitiv, euro pada hari ini merosot hingga 0,36% ke US$ 1,0003/EUR, yang merupakan level terendah sejak 6 Desember 2002. Sepanjang tahun ini, mata uang 19 negara ini sudah ambrol hingga 12%.

Melawan rupiah, sepanjang 2022 euro jeblok lebih dari 7% dan saat ini di perdagangan di level Rp 15.000/US$, termurah sejak Januari 2016.

Isu resesi yang melanda dunia, begitu juga dengan Eropa membuat nilai tukar euro terpuruk. Inflasi yang tinggi menjadi pemicunya.

Inflasi berdasarkan consumer price index (CPI) di zina euro pada Juni melesat 8,6% year-on-year (yoy), yang merupakan rekor tertinggi sepanjang masa, dan lebih tinggi dari ekspektasi ekonom yang disurvei Reuters sebesar 8,4%.

Guna meredam inflasi, bank sentral Eropa (European Central Bank/ECB) sudah menyatakan akan menaikkan suku bunga bulan ini dan September nanti.

Inflasi yang tinggi menggerus daya beli masyarakat, dan kenaikan suku bunga bisa memperlambat ekspansi dunia usaha. Alhasil resesi di depan mata.

Dari 25 ekonom yang disurvei Reuters, sebanyak 19 orang memperkirakan dampak inflasi akan parah, dua orang memprediksi sangat parah, dan sisanya mengatakan berdampak ringan.

Selain itu, para ekonom yang disurvei juga memperkirakan zona euro akan mengalami resesi dalam 12 bulan ke depan, dengan probabilitas sebesar 30%.

Saat resesi terjadi, dolar AS yang menyandang status safe haven menjadi primadona, euro pun tertekan. Sementara itu, Indonesia masih jauh dari resesi dengan inflasi yang masih terjaga.

Di topang tingginya harga komoditas, negara perdagangan dan transaksi berjalan Indonesia mampu mencatat surplus yang membuat fundamental rupiah kuat. (Sumber: CNBC Indonesia)

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami