Putin Waswas Nuklir NATO Usai Tangguhkan Pembatasan Hulu Ledak
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DUNIA.
Presiden Rusia Vladimir Putin mengantisipasi kemampuan senjata nuklir bukan hanya Amerika Serikat, melainkan juga negara-negara Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) seperti Prancis dan Inggris.
Pernyataan itu disampaikan dalam wawancara pada Minggu (26/2) usai Rusia menangguhkan perannya dalam perjanjian New START (Strategic Arms Reduction Treaty) awal pekan ini.
"Dalam kondisi saat ini, ketika semua negara NATO telah menyatakan tujuan utama mereka yakni menimbulkan kekalahan strategis pada kami, untuk membuat rakyat kami menderita. Bagaimana mungkin kami tidak mengantisipasi kemampuan nuklir mereka? Selain itu, mereka memasok senjata ke Ukraina senilai puluhan miliar dolar," kata Putin seperti dikutip AP News, Minggu (26/2).
Putin menjelaskan antisipasi itu dilakukan lantaran Prancis dan Inggris, yang bukan bagian dari perjanjian nuklir New START, ikut bergabung bersama AS dalam menargetkan Moskow dengan dalih senjata nuklir.
Dia menyatakan bakal mengambil tindakan "untuk menjaga negara kami (serta) memastikan keamanan dan stabilitas strategis".
Putin sejauh ini tidak menjelaskan antisipasi macam apa yang akan dilakukan Kremlin. Dia hanya mengindikasi bahwa pihaknya terbuka untuk "diskusi mengenai topik ini dari pusat lapangan".
New Start sendiri adalah perjanjian yang mengatur dua persenjataan nuklir terbesar di dunia, yakni AS dan Rusia. Dalam kesepakatan itu, masing-masing negara maksimal mengerahkan 1.550 hulu ledak nuklir.
Perjanjian itu diteken pada 2010 dan diratifikasi pada 2011. Tak lama setelah Presiden AS Joe Biden menjabat, mereka memperpanjang perjanjian selama lima tahun hingga 2026.
Dalam kesempatan itu, Putin juga kembali menuding bahwa negara-negara Barat berniat untuk menghancurkan Rusia. Dia juga menegaskan aksinya di Ukraina yakni demi kelangsungan hidup Rusia.
Menurutnya, invasi yang dilancarkan satu tahun lalu itu guna mengurangi ancaman terhadap keamanan Rusia. Putin pun merasa karena ancaman itu, Moskow berhak untuk berpotensi menggunakan senjata nuklir di Kyiv.
Sementara itu, menanggapi klaim Putin, Presiden AS Joe Biden membantah bahwa negaranya serta negara-negara Eropa berniat menghancurkan Rusia. Biden juga menyebut warga Rusia yang ingin hidup damai bukanlah musuh mereka.
"Amerika Serikat dan negara-negara Eropa tidak berusaha mengendalikan atau menghancurkan Rusia. Barat tidak berencana menyerang Rusia, seperti yang dikatakan Putin hari ini," kata Biden.
"Dan jutaan warga Rusia yang hanya ingin hidup damai dengan negara tetangga mereka bukanlah musuh," tegas Biden.(sumber: cnnindonesia.com)
Editor: Redaksi
Reporter: bbn/net