search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Rusia Ancam Kiamat, Perang Nuklir di Depan Mata
Selasa, 4 Juli 2023, 14:02 WITA Follow
image

beritabali.com/cnbcindonesia.com/Rusia Ancam Kiamat, Perang Nuklir di Depan Mata

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DUNIA.

Rusia memberi peringatan soal kiamat. Hal ini disampaikan sekutu Presiden Vladimir Putin yang juga mantan presiden Dmitry Medvedev.

Dalam sebuah artikel di surat kabar Rossiskaya Gazeta milik negara Rusia, Medvedev mengatakan bahwa risiko "kiamat" terlihat lebih mungkin sekarang daripada selama krisis rudal Kuba tahun 1962. Dukungan Barat yang berkelanjutan di Ukraina, akan membuat prospek perang nuklir "sangat mungkin terjadi".

"Saya akan mencatat satu hal yang kutipan dari semua garis tidak suka mengakui," katanya dimuat CNBC International, dikutip Selasa.

"Kiamat seperti itu tidak hanya mungkin, tetapi juga sangat mungkin," tegasnya dalam tulisan yang diterjemahkan.

Medvedev yang kita menjabat sebagai Kepala Dewan Keamanan Rusia, juga mengatakan bahwa Moskow tetap berkomitmen untuk mencegah Ukraina bergabung dengan NATO. Ia menambahkan bahwa konflik dapat bertahan selama beberapa dekade sebagai akibatnya.

"Tujuan kami sederhana, untuk menghilangkan ancaman keanggotaan Ukraina di NATO," tambahnya.

"Dan kami akan mencapainya," kata Medvedev lagi.

"Anda tidak perlu menjadi seorang visioner untuk memahami bahwa fase konfrontasi akan berlangsung sangat lama. Kebuntuan akan berlangsung beberapa dekade," jelasnya.

Rusia memang menjadi salah satu negara dengan nuklir terbesar dunia saat ini, borsama Amerika Serikat (AS). Menurut Federasi Ilmuwan Amerika, Rusia memiliki sekitar 5.977 hulu ledak nuklir pada 2022.

Juni lalu, Rusia pun telah mengirimkan senjata nuklir taktisnya ke Belarusia. Ini merupakan perdana dilakukan setelah kejatuhan Uni Soviet.

Di sisi lain, tetangga NATO Rusia, Polandia, juga mengumumkan keinginan Warsawa untuk bergabung dengan program "Berbagi Nuklir NATO". Ini juga sebagai reaksi dikerahkannya senjata nuklir taktis Rusia ke Belarusia.

Sementara itu, dalam update terbaru CNN International, Rusia dilaporkan telah mengerahkan lebih dari 180.000 tentara baru ke dua medan perang utama timur. Ini juga diakui tentara Ukraina Serhii Cherevatyi.

"Lebih dari 180.000 (pasukan Rusia telah dikerahkan) melintasi wilayah tanggung jawab (Grup Pasukan Timur)," katanya dalam sebuah wawancara dengan media Ukraina Senin.

"Ada lebih dari 120.000 tentara musuh" di arah Lyman-Kupyansk saat ini," tambahnya menyebut wilayah peperangan.

Menurutnya pasukan yang dikirimkan cukup kuat. Termasuk penyerang udara dan unit mekanis, unit cadangan tentara tempur Bars, pasukan teritorial dan kompi penyerang Storm Z baru.

Rusia, tambahnya, juga merekrut orang-orang dengan catatan kriminal. Cherevatyi mengatakan bahwa ada sekitar 50.000 tentara Rusia di Bakhmut.

"Beberapa wilayah kembali direbut Rusia," kata Wakil Menteri Pertahanan Ukraina Hanna Maliar.

"Situasinya berubah sangat cepat," tambahnya dalam postingan Telegram."Kontrol atas posisi yang sama bisa hilang."

Rusia menyerang Ukraina sejak Februari 2022. Semakin kuatnya pengaruh NATO di Eropa Timur dan keinginan Ukraina bergabung dengan pakta pertahanan itu menjadi alasan.(sumber: cnbcindonesia.com)

Editor: Juniar

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami