Putin Usul Ganti Bos Wagner dengan 'Si Rambut Abu-Abu'
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DUNIA.
Presiden Rusia Vladimir Putin mengusulkan Andrey Troshev untuk menjadi bos tentara bayaran Wagner Group menggantikan Yevgeny Prigozhin yang sempat merencanakan kudeta ke Kremlin.
Putin menyampaikan rencana tersebut saat diwawancara surat kabar Kommersant dan dirilis pada Jumat (14/7).
Dalam tanya-jawab itu, Putin mengatakan Wagner "tidak ada" di bawah hukum Rusia. Ia lalu mengatakan pemerintah perlu mengambil langkah untuk menjadikan organisasi tersebut legal.
Orang nomor satu di Rusia itu lantas membeberkan sejumlah opsi terkait masa depan Wagner, termasuk terus berjuang di bawah komando laki-laki dengan panggilan "Sedoy" yang artinya "rambut abu-abu."
Menurut dokumen sanksi yang dirilis Uni Eropa, Sedoy merupakan panggilan Andrey Troshev. Dia pensiunan kolonel Rusia, anggota pendiri sekaligus direktur eksekutif Wagner Group.
Pentolan Wagner ini sebelumnya menjabat sebagai kepala staf kelompok untuk operasi di Suriah mulai Desember 2021.
"Dia terutama terlibat di wilayah Deir ez-Zor," demikian menurut dokumen sanksi UE, seperti dikutip CNN, Sabtu (15/7).
Deir ez-Zor berada di timur Suriah, lokasi para tentara Wagner berhadapan langsung dengan militer AS selama perang saudara di negara itu.
"Dengan demikian, dia memberikan kontribusi penting untuk upaya perang (Presiden Suriah) Bashar al-Assad dan karena itu mendukung dan mendapat manfaat dari rezim Suriah," lanjut dokumen tu.
Dokumen sanksi Inggris juga menyebut Troshev sebagai kepala eksekutif kelompok militer swasta yang "telah menekan penduduk sipil di Suriah".
Wagner Group dan Prigozhin menjadi sorotan usai melakukan pemberontakan pada 24 Juni lalu. Di saat yang, Prigozhin mengklaim telah menguasai pangkalan militer Rostov, selatan Rusia.
Tak lama kemudian, Putin menyampaikan pidato dan menyebut aksi Prigozhin sebagai bentuk pengkhianatan.
Prigozhin mulanya terancam hingga 20 tahun penjara karena dianggap membahayakan keamanan. Dia juga dilaporkan sempat ke Belarus usai dimediasi Presiden Alexander Lukashenko.
Lima hari usai upaya kudeta itu, Putin dilaporkan menggelar pertemuan di Kremlin selama tiga jam. Ia juga mengundang 35 petinggi militer termasuk bos Wagner.
Namun, sejumlah pihak meragukan pertemuan itu karena tak ada bukti nyata. Beberapa juga menduga Wagner mungkin di penjara atau meninggal.(sumber: cnnindonesia.com)
Editor: Juniar
Reporter: bbn/net