Diabetes dan Disfungsi Ereksi
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DENPASAR.
Ada sebuah email masuk, berkisah tentang dirinya, sebut saja Aril, seorang laki-laki berusia 45 tahun yang menyatakan dirinya mengalami disfungsi ereksi akibat diabetes yang dideritanya. Aril adalah seorang yang aktif dan penuh semangat.
Namun, beberapa tahun belakangan, hidupnya mengalami perubahan besar. Ia didiagnosis menderita Diabetes tipe 2, yang menuntut perubahan besar dalam gaya hidup dan pengelolaan kesehatannya.
Seiring berjalannya waktu, Aril juga mulai mengalami kesulitan dalam mencapai dan mempertahankan ereksi yang cukup untuk melakukan hubungan seksual dengan pasangannya. Awalnya, Aril menganggap ini hanya sebagai masalah sementara, dugaannya disebabkan oleh kelelahan atau stres.
Namun, ketika masalah ini berlanjut, rasa khawatir dan frustrasi mulai merasuki pikirannya dan mulai kehilangan kepercayaan diri.
Disfungsi ereksi yang dialami Aril adalah konsekuensi langsung dari diabetes yang dideritanya. Pada diabetes, tingginya kadar glukosa dalam darah dapat merusak pembuluh darah dan saraf yang berperan penting dalam memicu respons ereksi. Hal ini sering kali menyebabkan peredaran darah yang tidak cukup ke organ reproduksi, sehingga menyulitkan mencapai ereksi yang memadai.
Untuk pengingat, disfungsi ereksi adalah kondisi di mana seorang laki-laki mengalami kesulitan mencapai atau mempertahankan ereksi yang cukup untuk melakukan hubungan seksual yang memuaskan.
Pengidap diabetes memiliki risiko lebih tinggi mengalami disfungsi ereksi karena dampak langsung dan tidak langsung dari penyakit ini pada sistem saraf dan aliran darah. Diabetes menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah dan saraf, termasuk pada area kelamin.
Akibatnya, aliran darah ke penis berkurang, sehingga menyulitkan mencapai ereksi yang memadai. Selain itu, kadar gula darah yang tidak terkontrol dapat menyebabkan kerusakan pada saraf yang mengirimkan sinyal ke otak untuk memicu respons ereksi.
Adapun prinsip pengobatan untuk mengatasi disfungsi ereksi pada pengidap diabetes adalah:
- Kendalikan gula darah: Pengelolaan diabetes yang baik adalah langkah pertama untuk mengurangi risiko disfungsi ereksi. Melakukan kontrol rutin terhadap gula darah dengan mengikuti rencana makan sehat, olahraga teratur, dan mengonsumsi obat-obatan seperti yang diresepkan oleh dokter akan membantu melindungi kesehatan seksual.
- Kurangi faktor risiko: Menghentikan kebiasaan merokok, mengurangi konsumsi alkohol, dan mengelola stres dapat membantu meningkatkan fungsi seksual secara keseluruhan.
- Konsultasi dengan dokter: Jangan ragu untuk berbicara dengan dokter mengenai masalah disfungsi ereksi yang dialami. Dokter akan mendiagnosis dan menduga penyebabnya serta menawarkan solusi yang sesuai dengan kondisi kesehatan.
- Terapi obat: Dalam beberapa kasus, dokter mungkin meresepkan obat-obatan yang membantu meningkatkan aliran darah ke penis untuk membantu mencapai ereksi yang memadai. Obat-obatan seperti Viagra, Cialis, atau Levitra adalah contoh dari obat-obatan yang bisa diresepkan untuk disfungsi ereksi.
- Terapi hormon: Pada beberapa pengidap disfungsi ereksi dapat dijumpai keadaan menurunnya hormon. Biasanya dalam kasus ini, disertai juga dengan penurunan gairah seksual. Terapi hormon mungkin direkomendasikan untuk mengatasi masalah ini.
- Terapi psikologis: Konsultasi psikologis diperlukan jika juga ditemukan kemungkinan penyebab dari faktor psikis. Seorang psikiater, psikolog, atau konselor diharapkan dapat membantu mengatasi stres, kecemasan, atau masalah emosional lainnya yang dapat berkontribusi pada disfungsi ereksi.
Penting untuk diingat bahwa disfungsi ereksi bukanlah akhir dari segalanya. Dengan pengelolaan diabetes yang baik, konsultasi medis yang tepat, dan perubahan gaya hidup yang sehat, banyak laki-laki dapat mengatasi masalah ini dan meningkatkan kualitas hidupnya serta keharmonisan bersama pasanganmya.
Tentu, jangan ragu untuk mencari bantuan profesional jika mulai mengalami masalah disfungsi ereksi, karena membuka komunikasi dan mencari solusi bersama merupakan kunci untuk mengatasi tantangan ini.
Editor: Juniar
Reporter: bbn/net