Barat Tekan Uni Emirat Arab Gegara Dinilai Terlalu Akrab dengan Rusia
beritabali.com/cnnindonesia.com/Barat Tekan Uni Emirat Arab Gegara Dinilai Terlalu Akrab dengan Rusia
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DUNIA.
Blok Barat seperti Amerika Serikat, Inggris, dan Uni Eropa disebut menekan Uni Emirat Arab (UEA) gara-gara dinilai terlalu dekat dengan Rusia.
Wall Street Journal melaporkan pejabat AS dan negara Eropa sedang mengunjungi UEA sejak Senin (4/9). Lawatan ini merupakan upaya mereka untuk menekan UEA demi membendung penjualan chip dan alat elektronik ke Rusia.
Para pejabat Barat cemas UEA kembali mengekspor teknologi penggunaan ganda seperti semikonduktor dan sirkuit terpadu. Alat ini dikhawatirkan digunakan dalam industri militer dan pada gilirannya akan dipakai Rusia untuk berperang di Ukraina.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri AS mengatakan para pejabat Kremlin sedang mencari bantuan dari semua negara yang "digunakan untuk menghindari kontrol ekspor dan mengalihkan barang-barang terlarang ke pengguna akhir, Rusia."
Menurut WSJ, para pejabat negara-negara Barat khawatir semakin banyak barang-barang buatan Barat dikirim ke Rusia, melalui UEA.
AS selama ini berusaha menekan tetangga Rusia untuk membatasi perdagangan tersebut. Mereka juga melarang ekspor barang-barang sensitif ke Rusia tak lama usai invasi.
Namun, pejabat AS mengatakan UEA terus mengirim barang-barang ekspor yang dikendalikan Washington ke Rusia.
Menurut data pemerintah Rusia yang dianalisis lembaga think tank di Washington, Free Russia Foundation, pada Desember 2022, UEA masih mengekspor pesawat tak berawak ke Rusia.
Free Russia Foundation juga memasukkan UEA, bersama dengan Turki, Siprus, dan China sebagai negara yang telah "memperluas ekspor secara dramatis" ke Rusia.
Barang tersebut di antaranya perangkat semikonduktor dan beberapa alat yang bisa digunakan di medan perang.
Menurut laporan Kyiv School of Economics, UEA mengekspor komponen penting untuk Kendaraan Udara Tak Berawak (UAV) Rusia senilai sekitar $144 juta dalam lima bulan pertama di 2023.
UEA sementara itu menyatakan mereka mematuhi semua sanksi internasional dan aturan PBB.
Pemerintah juga menyatakan UEA tak ingin digunakan sebagai transhipping barang bagi perusahaan Barat yang menghindari sanksi.
Uni Emirat Arab selama ini memosisikan diri sebagai pihak yang netral terkait perang Rusia di Ukraina. Mereka menolak ikut menjatuhkan sanksi ke Rusia.
UEA juga mempertahankan hubungan diplomatik dan ekonomi dengan Negeri Beruang Merah.
Pada Juni lalu, Presiden UEA Mohammed bin Zayed (MBZ) bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di salah satu forum ekonomi di Saint Petersburg.(sumber: cnnindonesia.com)
Editor: Redaksi
Reporter: bbn/net