search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Ahli Temukan Dunia Lain di Bawah Antartika Usia 14 Juta Tahun
Minggu, 5 November 2023, 11:01 WITA Follow
image

beritabali.com/cnbcindonesia.com/Ahli Temukan Dunia Lain di Bawah Antartika Usia 14 Juta Tahun

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DUNIA.

Rahasia dunia lain yang ada di bawah Lapisan Es Antartika Timur (EAIS) selama 14 juta tahun telah terungkap melalui studi data satelit dan pencitraan radar baru.

Menurut para peneliti, pelestarian pemandangan purba ini membuktikan fakta bahwa EAIS relatif tidak berubah selama ribuan tahun, namun stabilitas ini terancam oleh kenaikan suhu global yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Penulis studi ini menggunakan data satelit untuk mengidentifikasi undulasi di permukaan lapisan es yang memberikan petunjuk mengenai sifat medan di bawahnya. Dengan menggunakan teknik radio-echo sounding, mereka kemudian dapat mengambil gambar lanskap yang tertutup es di area seluas 32.000 kilometer persegi.

"Dunia di bawah Lapisan Es Antartika Timur belum banyak dipelajari, bahkan dibandingkan permukaan Mars," jelas penulis studi Profesor Stewart Jamieson, dikutip IFL Science, Kamis (2/11/2023). "Hal ini menjadi masalah karena bentang alam tersebut mengontrol aliran es di Antartika, dan mengontrol cara es tersebut merespons perubahan iklim di masa lalu, saat ini, dan di masa depan," imbuhnya.

Para peneliti mengidentifikasi tiga blok dataran tinggi yang dibuat oleh sungai dan dipisahkan oleh lembah dalam berbentuk U. Kemungkinan besar saluran air yang membentuk lanskap, mengalir selama dan setelah pecahnya benua super Gondwana, sebelum gletser pertama muncul dan membantu mengikis lembah hingga kedalaman sekitar 800 meter.

"Apa yang kami temukan adalah permukaan tanah purba yang belum terkikis oleh lapisan es dan tampak seperti terbentuk oleh sungai sebelum es itu muncul," jelas Jamieson.

"Hal ini memberi tahu kita bahwa belum banyak perubahan di kawasan ini, yang menunjukkan bahwa meskipun bagian lapisan es mungkin telah menyusut pada masa-masa hangat di masa lalu, kondisi di lokasi ini kemungkinan besar tidak banyak berubah," imbuhnya.

Penemuan ini membantu peneliti memahami bagaimana lapisan es dapat merespons pemanasan di masa depan dan yang sedang berlangsung.

Dalam tulisannya, penulis penelitian menjelaskan bahwa lanskap tersebut telah terbungkus es setidaknya selama 14 juta tahun. Selama periode ini, suhu terpanas terjadi sekitar tiga juta tahun yang lalu pada periode hangat pertengahan Piacenzian. Namun model lapisan es yang paling dapat diandalkan menunjukkan bahwa EAIS tidak menyusut hingga ke lanskap sungai ini.

Bahkan, ada kemungkinan pemandangan kuno tersebut terbentuk sejak 34 juta tahun yang lalu, ketika EAIS pertama kali muncul setelah transisi Eosen-Oligosen (EOT) dari kondisi hangat ke glasial.

Namun, tidak jelas apakah lapisan es pernah menyusut cukup jauh selama periode ini sehingga memperlihatkan dan mengubah tiga lembah sungai, yang terletak sekitar 350 kilometer dari tepi EAIS.(sumber: cnbcindonesia.com)

Editor: Redaksi

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami