search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Basarnas Bali Catat Badung dan Nusa Penida Terbanyak Kejadian Musibah
Jumat, 2 Februari 2024, 10:42 WITA Follow
image

bbn/dok Basarnas Bali/Basarnas Bali Catat Badung dan Nusa Penida Terbanyak Kejadian Musibah.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Kantor Pencarian Dan Pertolongan Denpasar (Basarnas Bali) mencatat, daerah dengan kejadian paling banyak mengalami kejadian sepanjang 2023, daerah Kabupaten Badung dan Kecamatan Nusa Penida, Klungkung dengan 18 kali kejadian.

Dengan kejadian mendominasi di tangani tim Basarnas di Bali berupa kondisi membahayakan manusia seperti terseret arus di pantai atau sungai.

Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Denpasar (Basarnas Bali), I Nyoman Sidakarya, mengatakan kondisi ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya melanggar larangan berenang di pantai yang telah dipasang oleh petugas atau melewati tiang bendera berbahaya yang terpasang di pantai, situasi ombak tinggi serta arus kencang dan kejadian terjadi pada malam hari.

"Berdasarkan data kami daerah Badung dan Kecamatan Nusa Penida, Klungkung dengan total kejadian 18 kali kejadian," jelasnya, Kamis (1/2/2024).

Dirinya menyebutkan, pada tahun 2022 jumlah kasus yang ditangani sebanyak 92 kejadian, sedangkan pada 2023 jumlah kasus di tangani 71 kejadian jadi mengalami penurunan 22.8%.

"Menurun 22,8% jumlah kasusnya kemungkinan beberapa faktor penyebab penurunan jumlah kasus dari sosialisasi mitigasi kecelakaan, musibah dan bencana tepat sasaran, kesadaran masyarakat tentang untuk tidak melanggar larangan telah dipasang petugas sudah tinggi. Misalnya, larangan untuk tidak berenang atau berenang tidak pada area atau lokasi berbahaya atau tidak mendaki gunung pada waktu-waktu tertentu," paparnya.

Dirinya mengatakan ada beberapa penanganan sulit diatasi sepanjang 2023 di beberapa daerah di Bali.

"Selama 2023 ada beberapa penanganan kejadian yang sulit dihadapi, diantaranya jukung nelayan lost contact, kendalanya tidak diketahui secara pasti atau last known position (LKP) dan waktu kejadian, Man over board (MOB), kendalanya terjadi di perairan samudera hindia dan waktu kejadian tidak jelas," bebernya.

Dirinya mengatakan selama tahun 2023 tidak ada penambahan jumlah tim atau personel. Sedangkan untuk penambahan peralatan, terdapat 1 unit Rescue Buoyancy Boat (RBB) yang merupakan salah satu penambahan alat utama guna mendukung pelaksanaan pencarian dan pertolongan di laut yang lokasi penempatan berada di Pelabuhan Benoa. Selain itu juga ada 4 set drone thermal yang merupakan peralatan pendukung dalam melakukan pencarian via udara dan dapat mendeteksi suhu panas tubuh manusia.

Dirinya menyebutkan, memasuki 2024 ada beberapa hal perlu dievaluasi dari tim dalam menghadapi kemungkinan kejadian atau kecelakaan bencana mulai meningkatkan sosialisasi dan mitigasi kepada masyarakat tentang kecelakaan, musibah dan bencana. 

Selain itu juga peningkatan pelatihan kepada Potensi SAR dan masyarakat untuk mempercepat pertolongan pertama atau mempercepat penyampaian informasi kepada instansi terkait termasuk Basarnas serta Melaksanakan latihan SAR secara berkala baik internal maupun latihan bersama dengan instansi terkait.

Editor: Robby

Reporter: bbn/aga



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami