search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Gonjang-Ganjing AS Goyang Pasar Kripto, Bitcoin Ambruk ke US$ 58.000
Senin, 5 Agustus 2024, 10:48 WITA Follow
image

beritabali.com/cnbcindonesia.com/Gonjang-Ganjing AS Goyang Pasar Kripto, Bitcoin Ambruk ke US$ 58.000

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DUNIA.

Pasar kripto cenderung melemah pada hari ini, Senin (5/8/2024) yang didominasi akibat ketakutan perihal kondisi ekonomi Amerika Serikat (AS) hingga tindakan bank sentral AS (The Fed) yang masih belum pasti.

Merujuk dari CoinMarketCap pada Senin (5/8/2024) pukul 06:08 WIB, pasar kripto kompak turun. Bitcoin melemah 3,19 persen ke US$58.661,72 sementara secara mingguan berada di zona merah 13,77 persen.

Ethereum berada di teritori negatif 6,51 persen dalam 24 jam terakhir dan dalam sepekan mengalami depresiasi 16,78 persen.

BNB tergelincir 4,73 persen secara harian dan dalam sepekan mengalami ambruk 13,85 persen.

Begitu pula dengan Solana yang mengalami penurunan 1,74 persen dalam 24 jam terakhir dan dalam tujuh hari terakhir ambles 23,19 persen.

CoinDesk Market Index (CMI) yang merupakan indeks untuk mengukur kinerja tertimbang kapitalisasi pasar dari pasar aset digital turun 3,65 persen ke angka 2.214,2 Open interest terdepresiasi 3,87 persen di angka US$55,67 miliar.

Sedangkan fear & greed index yang dilansir dari coinmarketcap.com menunjukkan angka 48 yang menunjukkan bahwa pasar berada di fase netral dengan kondisi ekonomi dan industri kripto saat ini.

Dikutip dari Cointurk News, Bitcoin turun di bawah US$60.000 dalam waktu kurang dari seminggu setelah mencapai puncaknya sebesar US$70.000 dalam sepekan. Pasar cryptocurrency yang selalu bergejolak mengalami pukulan lagi dalam sepekan terakhir dari berbagai arah, tetapi sebagian besar mungkin sebenarnya terkait dengan AS.

Data dari ekonomi AS yang cukup mengkhawatirkan memberikan tekanan tersendiri bagi pasar kripto.

Dengan tingkat pengangguran melonjak menjadi 4,3 persen, level tertinggi sejak Oktober 2021, hal ini menunjukkan bahwa ekonomi terbesar di dunia mungkin berada dalam kondisi yang lebih mengkhawatirkan daripada yang diperkirakan banyak orang. Wall Street bereaksi dengan penurunan harga yang tiba-tiba, dan pasar crypto mengikuti jejak tersebut.

Sementara dari sisi suku bunga The Fed pada pertemuan terakhir, The Fed masih menahan suku bunganya di level 5,25-5,50 persen sedangkan bank sentral lainnya (seperti Bank of England/BoE) telah menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin untuk pertama kalinya sejak pandemi.

Suku bunga yang lebih rendah umumnya dianggap bullish untuk aset berisiko seperti cryptocurrency karena membuat pinjaman menjadi lebih murah. Oleh karena itu, ketidakpastian mengenai langkah selanjutnya dari Fed bisa menjadi salah satu alasan mengapa beberapa investor memutuskan untuk keluar dari pasar crypto, setidaknya untuk saat ini.

Tidak sampai disitu, laporan mengenai ekonomi AS yang lemah dan ketidakpastian seputar tindakan The Fed telah membuat beberapa investor ketakutan, terutama investor besar yang cenderung menggunakan dana yang diperdagangkan di bursa AS (ETF) untuk investasi crypto.

Seperti dilaporkan pada hari Sabtu, penarikan dari dana ETF Bitcoin spot melonjak menjadi sekitar US$240 juta pada hari Jumat, angka tertinggi dalam hampir tiga bulan. Penarikan dari dana ETF Ethereum tetap negatif untuk minggu kedua berturut-turut. Aliran dana ETF terbukti sebelumnya memiliki dampak langsung pada harga Bitcoin, terutama penarikan. Akibatnya, ini bisa menjadi alasan signifikan di balik penurunan aset tersebut ke US$60.000 dan di bawahnya. (sumber: cnbcindonesia.com)
 

Editor: Juniar

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami