search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Langka, Netanyahu Minta Maaf Soal 6 Sandera Tewas di Terowongan Gaza
Rabu, 4 September 2024, 10:19 WITA Follow
image

beritabali.com/cnnindonesia.com/Langka, Netanyahu Minta Maaf Soal 6 Sandera Tewas di Terowongan Gaza

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DUNIA.

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, meminta maaf atas kematian enam sandera Hamas di Jalur Gaza, Palestina.

"Hati saya dan hati bangsa ini hancur berkeping-keping," kata Netanyahu dalam konferensi pers khusus, seperti dikutip The Jerusalem Post, Senin (2/9).

Netanyahu menyampaikan permintaan maaf khususnya kepada keluarga para sandera. Ia mengakui dirinya telah gagal membawa pulang mereka hidup-hidup.

"Saya meminta maaf karena kami tidak berhasil membawa mereka pulang hidup-hidup. Kami sudah sangat dekat, tapi kami tidak berhasil," kata Netanyahu.

"Saya bekerja sepanjang waktu, mencari setiap jalan yang mungkin [untuk membawa 101 sandera yang tersisa kembali ke Israel]," lanjut dia.

Ini merupakan permintaan maaf langka yang diutarakan oleh Netanyahu. Permintaan maaf ini disampaikan setelah Israel diguncang aksi mogok massal besar-besaran, buntut tewasnya enam sandera Hamas di Jalur Gaza selatan.

Kementerian Kesehatan Israel menyatakan keenam sandera tewas akibat tembakan jarak pendek sekitar 48-72 jam sebelum ditemukan dan diautopsi.

Kematian enam sandera ini pun membuat geger masyarakat Israel hingga warga berdemo mendesak pemerintah segera membebaskan sandera lainnya yang masih ditawan Hamas.

Hamas sementara itu menyatakan kematian keenam sandera merupakan kesalahan Netanyahu. Menurut pejabat senior Hamas Khalil Al-Hayya, para sandera tewas akibat serangan yang diluncurkan pasukan militer Negeri Zionis.

"Orang-orang ini dan yang lainnya bisa saja pulang ke pelukan keluarga mereka hidup-hidup dalam kesepakatan pertukaran sandera," kata Al-Hayya dalam wawancara dengan Al Jazeera.

"Netanyahu dan pemerintah ekstremisnya adalah alasan mereka kehilangan nyawa," lanjut dia, seperti dikutip CNN. (sumber: cnnindonesia.com)

Editor: Juniar

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami