Takut Serangan Hizbullah, Kabinet Israel Rapat di Ruang Bawah Tanah
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DUNIA.
Israel menggelar rapat kabinet di ruang bawah tanah yang berlokasi di kompleks pemerintahan Yerusalem pada Senin (28/10), di tengah situasi panas di Timur Tengah.
Dinas Intelijen Israel, Shin Bet, menyarankan rapat tersebut tidak dihelat di kantor presiden karena alasan keamanan dan untuk menghindari serangan drone dari Hizbullah.
Rapat di ruang bawah tanah ini dilakukan usai pada Sabtu (19/10) lalu, Hizbullah melakukan serangan drone ke kediaman Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
Para menteri Israel baru diberitahu bahwa rapat kabinet akan dihelat di ruang bawah tanah pada Senin pagi. Dalam pemberitahuan tersebut, para menteri juga dilarang membawa serta penasihatnya ke tempat rapat karena keterbatasan tempat.
Sumber-sumber pemerintah Israel melaporkan bahwa pemindahan lokasi rapat kabinet ini tidak akan dilakukan satu kali saja, tetapi juga akan dilakukan untuk rapat-rapat selanjutnya.
Hal ini dilakukan untuk menjaga para pejabat kabinet dari serangan-serangan tidak terduga saat mereka sedang menggelar rapat. Jadi, rapat kabinet selanjutnya juga akan dihelat di lokasi yang berbeda.
Rapat kabinet Israel ini dihelat dua hari setelah Negeri Zionis melakukan serangan besar-besaran terhadap markas militer Iran pada Sabtu (26/10) pekan lalu. Serangan tersebut dilakukan sebagai balasan Israel atas serangan Iran pada 1 Oktober lalu.
Kepala Korps Garda Revolusi Iran (IRGC) telah memperingatkan kepada Israel pada Senin (28/10) kemarin bahwa negaranya akan membalas serangan tersebut.
Kantor berita Iran, Tasnim, melaporkan bahwa Iran akan melakukan serangan balasan hingga "menimbulkan akibat yang mengerikan dan tak terbayangkan," bagi Israel.
Dalam rapat kabinet tersebut, PM Netanyahu menyebut Iran sedang mengembangkan persediaan senjata nuklirnya untuk menyerang Israel. tindakan tersebut dilakukan lantaran mereka ingin memberangus Israel menggunakan senjata nuklirnya.
Sebab, kata Netanyahu, Iran kini sedang berupaya mengambil alih kekuatan geopolitik di Kawasan Timur Tengah dari Negeri Zionis.
"Ia bercita-cita untuk menguasai wilayah kami dengan kekerasan. Sebab, menurut Iran, jika Israel jatuh, banyak negara akan jatuh bersamanya. Seluruh Timur Tengah akan jatuh ke tangannya," jelas Netanyahu. (sumber: cnnindonesia.com)
Editor: Juniar
Reporter: bbn/net